Saat puncak pelaksanaan ibadah haji 2023 nanti layanan katering untuk jemaah haji Indonesia di Makkah akan berhenti sementara di tanggal 7,14, dan 15 Zulhijah. Lantas bagaimana jemaah haji bisa mendapatkan sarapan, makan siang dan makan malam?
Direktur Bina Haji Kementerian Agama RI Arsad Hidayat mengatakan saat layanan katering berhenti, jemaah haji bisa membeli makanan dari pedagang di sekitar hotel. "Untuk kepada jemaah karena dari awal sudah kami infokan kami minta jemaah mempersiapkan diri. Toh sampai sekarang di depan hotel tempat jemaah haji tinggal banyak orang berjualan, makanan-makanan dan saya kira bisa memilih makanan-makanan yang sesuai dengan cita rasa mereka. Saya kira tidak terlalu sulit untuk mendapatkan makanan tersebut," kata Arsad kepada Tim MCH di Makkah.
Jemaah haji Indonesia, lanjut Arsad, bisa menggunakan dana living cost untuk membeli makanan di sekitar hotel selama layanan katering berhenti sementara. Dia menyebut, jemaah haji Indonesia mendapatkan dana living cost sebesar 750 riyal Saudi atau sekitar Rp 3.030.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan mereka (jemaah haji) mendapatkan living cost sebesar Rp 3.030.000 atau 750 riyal Saudi. Saya kira itu bisa dijadikan untuk membelanjakan makanan selama masa mereka tidak mendapatkan konsumsi," jelas Arsad.
Baca juga: Tahallul dalam Ibadah Haji dan Umrah |
Dia menjelaskan bahwa layanan katering di tanggal 7,14, dan 15 Zulhijah berhenti lantaran di hari-hari itu kondisi Makkah sudah sangat padat. Sebab sekitar 2,5 juta jemaah haji seluruh dunia sudah berkumpul di Makkah untuk persiapan puncak ibadah haji.
Saat seluruh jemaah haji sudah berkumpul di Makkah, maka kondisi jalanan dipastikan macet. "Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer pun harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai pada jemaah," jelas Arsad.
![]() |
Katering di Arafah
Pada tanggal 8 Zulhijah, jemaah haji akan bergerak ke Arafah untuk menjalankan prosesi puncak ibadah haji 2023. Selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yakni pada 8 sampai 13 Zulhijah layanan katering akan kembali berjalan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bekerja sama dengan muassasah/masyariq di Makkah untuk menyiapkan layanan katering jemaah haji Indonesia selama di Armina.
"PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna," kata Arsyad.
Untuk jemaah yang mengambil nafar awal untuk kembali ke Makkah, secara khusus akan mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab memang pada hari-hari tersebut layanan katering masih dipusatkan di Mina.
Layanan katering kembali akan berhenti sementara pada 14 dan 15 Zulhijah. "Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Zulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jemaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah," tandas Arsyad.
Pada musim haji 2023 ini, selama di tanah suci jemaah Indonesia mendapatkan 66 kali makan. Jemaah mendapatkan 33 kali makan dalam satu hari selama 22 hari.
Baca juga: Mengenal Arti Haji Mabrur dan Mabruroh |
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis