Munculnya Binatang Melata pada Waktu Dhuha Jadi Tanda Kiamat

Munculnya Binatang Melata pada Waktu Dhuha Jadi Tanda Kiamat

Kristina - detikHikmah
Rabu, 07 Feb 2024 06:30 WIB
Danau Cinere Kering Imbas Kemarau, Ikan Mati-Tanah Retak
Ilustrasi munculnya binatang melata pada waktu dhuha. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta - Kiamat merupakan hari yang pasti terjadi sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al Hajj ayat 7. Kedatangan hari tersebut akan didahului dengan sejumlah tanda, salah satunya munculnya binatang melata yang menemui manusia pada waktu dhuha.

Munculnya binatang melata yang menemui manusia pada waktu dhuha sebagai tanda kiamat disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya dan Abu Daud serta Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr RA. Kemunculan binatang melata ini juga menjadi pertanda pertama menjelang kiamat.

Abdullah bin Amr RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang kiamat) adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang melata menemui manusia pada waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi."

Binatang melata yang dimaksud dalam hadits tersebut dikenal dengan dabbah.

Ahli tafsir dan takhrij hadits Ibnu Katsir dalam salah satu kitabnya, An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir az Zaman (Mukhtashar Nihayah al Bidayah) yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan, menjelaskan yang dimaksud pertanda dalam hadits tersebut adalah pertanda yang tidak lumrah yang berlawanan dengan kebiasaan yang dialami manusia selama ini.

Pertanda itu, kata Ibnu Katsir, adalah binatang melata yang bisa berbicara dengan manusia. Binatang itu akan menandai mana orang kafir dan mana orang mukmin. Munculnya binatang melata ini dinyatakan dalam hadits setelah terbitnya matahari dari barat.

Ibnu Katsir menukil pendapat Ibnu Abbas, Hasan, dan Qatadah bahwa binatang melata itu memang benar-benar berbicara kepada manusia. Pendapat ini turut didukung oleh Ibnu Jarir yang berhujjah dengan firman Allah SWT, "Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (QS An Naml: 82)

Ibnu Abbas sendiri menafsirkan maksud "binatang itu berbicara kepada manusia" bahwasanya binatang itu memberitahukan identitas manusia, yakni menulis kata "kafir" pada dahi orang kafir dan kata "mukmin" pada dahi orang mukmin.

Tafsir tentang Waktu Munculnya Binatang Melata

Ada sejumlah penafsiran terkait waktu munculnya binatang melata yang berbicara pada manusia. Menurut penjelasan dalam Nihayatul 'Alam karya Muhammad al-'Areifi sebagaimana diterjemahkan Zulfi Askar, boleh jadi keluarnya binatang melata terjadi pada hari yang sama ketika matahari terbit dari barat.

Pendapat lain menyebut binatang tersebut akan keluar di akhir zaman ketika manusia rusak dan meninggalkan perintah-perintah Allah SWT.

Tempat Munculnya Binatang Melata atau Dabbah

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal menyebutkan sejumlah hadits tentang tempat munculnya dabbah. Pertama, hadits yang diriwayatkan dari Abu Abdir Rahman Hisyam Yusuf Al-Qadhi Ash-Shan'ani, dari Rabah bin Ubaidullah bin Umar, dari Shuhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW menyebut bahwa dabbah akan muncul di tempat yang bernama Jiyad.

Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk kampung adalah Jiyad."

"Kenapa, ya Rasulullah?" tanya para sahabat dan beliau menjawab, "Dabbah akan muncul dari kampung itu, lalu berteriak tiga kali, terdengar ke timur dan barat."

Terkait hadits tersebut, Imam Syamsuddin Al-Qurthubi mengatakan Rabah tidak punya mutabi' (pengikut) tapi hadits ini juga dikeluarkan oleh Abu Ahmad bin Adi Al-Jurjani rahimahullah.

Kedua, hadits dari Amr bin Al-'Ash RA sebagaimana dituturkan Al-Qutaibi dalam kitabnya Uyun Al-Akhbar menyatakan bahwa dabbah akan muncul dari Makkah, dari sebatang pohon. Hal ini terjadi pada musim haji. Kepala hewan ini disebut mencapai awan, sementara kakinya belum keluar dari dalam tanah.

Para ahli tafsir menolak perkataan Amr itu. Mereka juga menyebut dabbah adalah makhluk yang sangat besar yang keluar dari celah di Bukit Shafa. Tak ada seorang pun yang bisa melarikan diri darinya.

Wallahu a'lam.


(kri/lus)

Hide Ads