Tanda 'Kiamat' dari Sungai Eufrat

Tanda 'Kiamat' dari Sungai Eufrat

Tim detikInet - detikSulsel
Sabtu, 09 Nov 2024 23:00 WIB
Bagaimana Sengketa Air Picu Bencana Kekeringan di Sungai Eufrat
Sungai Eufrat. Foto: DW (SoftNews)
Jakarta -

Sungai Eufrat yang terbentang melintasi Suriah dan Irak dan bersatu dengan Sungai Tigris di Timur Tengah mulai mengering. Padahal, sungai ini merupakan salah satu sistem air yang paling penting dalam sejarah.

Melansir detikINET, Sabtu (11/9/2024), sistem sungai Eufrat-Tigris mengaliri lahan pertanian di daerah yang subur. Sungai ini menjadi akar peradaban manusia dengan bangkitnya bangsa Mesopotamia dan Sumeria.

Banyak sejarawan dan antropolog yang kerap menyebut Lembah Sungai Eufrat dengan 'tempat lahirnya peradaban'. Lembah sungai ini merupakan lokasi strategis untuk berkumpul dan mengembangkan masyarakat yang berbasis pertanian dan perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari How Stuff Works, Sungai Eufrat yang mulai mengering mempengaruhi banyak pihak. Mengeringnya Sungai Eufrat merupakan indikator jika perubahan iklim sudah sangat mengkhawatirkan.

Suhu di Suriah Utara telah meningkat 1 derajat dalam seabad terakhir, dan berkurangnya curah hujan telah memperburuk situasi. Penurunan permukaan air ini kemungkinan akan mengurangi volume air misalnya di Danau Assad, yang pada akhirnya menyebabkan pembangkit listrik tenaga air seperti Bendungan Ataturk dan Stasiun Air Alouk berhenti menghasilkan listrik.

ADVERTISEMENT

Situasi ini memperburuk keadaan bagi sekitar 7,2 juta pengungsi yang datang akibat perang saudara. Mereka bergantung pada sungai-sungai untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Sungai Eufrat dan Tigris bukan hanya sumber daya penting dalam evolusi manusia. Aliran sungai ini juga merupakan aspek penting hak asasi manusia saat ini.

Perubahan iklim yang menyebabkan Sungai Eufrat mengering disebut sebagai 'kiamat' dari segi ilmiah. Dalam Agama Islam juga ada hadits terkait Sungai Eufrat yang surut menjadi salah satu tanda kiamat.

"Tidak akan tiba hari kiamat hingga Sungai Eufrat menampakkan timbunan emas. Manusia saling membunuh karenanya. Dan setiap seratus orang terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka berkata, 'Semoga akulah yang beruntung," (HR Bukhari dan Muslim). Wallahualam.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads