Al-Qur'an menginformasikan beberapa jenis angin. Bagaimana dengan sains? Keberadaan angin dikenal melalui adanya pergerakan udara. Pergerakan udara disebabkan oleh putaran bumi dan pemanasan yang terjadi di permukaan bumi mengakibatkan perbedaan tekanan udara, yakni tekanan tinggi ke tekanan rendah di sekitarnya. Waktu dan kecepatan angin berbeda-beda di setiap tempat dan waktu, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jika terjadi pemanasan maka otomatis udara akan mengembang. Udara yang telah mengembang menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, maka tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara yang naik tadi menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan perolakan.
Al-Qur'an menyebutkan angin tidak kurang 29 kali. Sebanyak 19 kali dalam bentuk mufrad (rih) dan 10 kali dalam bentuk jamak (riyah). Penyebutan angin dalam bentuk mufrad (rih) umumnya menyatakan dampak negative dan destruktif angin itu terhadap kehidupan manusia, misalnya: Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin (rih) yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S. Ali 'Imran/3:117).
Sedangkan penyebutan angin dalam bentuk jamak (riyah) umumnya menyatakan dampak positif dan konstruktif bagi manusia, misalnya: Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angina (riyah). Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. al-Kahfi/18: 45).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Misteri Atom |
Dr. Zaglul dalam Tafsir al-Ayat al-Kauniyyah fi al-Qur'an al-Karim, menjelaskan secara rinci jenis-jenis angina dan fungsinya secara ilmiah dan menurut Al-Qur'an. Ia memulai pembahasannya dengan ayat: Dan Kami telah meniupkan angin (riyah) untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.S. al-Hijr/15: 22). Ia menjelaskan bahwa angin merupakan sebuah aktifitas di antara bumi dan langit dengan berbagai fungsi yang diembannya. Ia menghubungkan kenyataan ini dengan ayat: Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (Q.S. al-Hijr/15: 85).
Ia mengungkapkan tiga jenis angin, yaitu angin yang berkisar di permukaan laut atau di dataran rendahm(al-riyah al-sathahiyyah) yang ketinggiannya 1 KM, angin yang menengah (al-riyah al-mutawassithah) yang ketinggiannya sekitar 35 KM, angin yang berada di ketinggian 35-65 KM, dan angin di atas ketinggian 65 KM. Masing-masing angin sesuai dengan ketinggiannya memberikan fungsi dan manfaat dalam kehidupan makhluk biologis. Inilah yang disebut di dalam ayat: "...dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. al-Baqarah/2:164).
Baca juga: Misteri Embriologi |
Prof. Nasaruddin Umar
Menteri Agama Republik Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal