"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh al-Mahfuz)." (Q.S. Yunus/10:61).
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lohmahfuz)". (Q.S. Saba'/34:3).
Demokritos, ilmuan Yunani yang hidup di abad ke V SM mengemukakan pendapat bahwa benda paling kecil ialah atom, yakni pecahan terkecil dari sebuah benda. Disebut atom karena berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan tomos=memotong, yakni begitu kecilnya maka tidak bisa dipecah lagi. Teori ini bertahan cukup lama sampai muncul sanggahan bahwa ternyata atom masih bisa dipecah.
Di penghujung abad ke 19 mulai muncul wacana benarkah atom sebagai partikel terkecil. Banyak teori yang muncul untuk mengkritisi teori demokritos, termasuk di antaranya John Dalton (1803) dan Thomson. Pada Hingga 20 ini diidentifikasi bahwa partikel paling kecil adalah proton dan neutron yang membentuk atom. Berbagai percobaan dengan biaya amat mahal dilakukan. Termasuk sejumlah peroyek riset "Fisika Partikel" yang kini terus berkembang, seperti ambisi Christoph Rembser yang bekerja di European Laboratory for Particle Physics (CERN) di Jenewa, yang merancang laboratorium penubruk atom yang diberi nama: Large Hadron Collider (LHC). Bahkan kesibukan para ilmuan untuk mendalami kemungkinan partikel paling kecil lagi dengan berbagai ambisinya, termasuk ambisi untuk menemukan "partikel Tuhan" (Higgs Boson). Di LHC terdapat akselelator berbentuk terowongan sepanjang 27 kilometer di bawah tanah. Di sana, para ilmuan menguji tumbukan-tumbukan partikel berenergi sangat tinggi, sehingga bisa 'melihat' gambaran materi pada skala terkecil, sebagaimana yang terbentuk sesaat ketika seper-semiliar detik setelah Big-Bang - pembentukan jagad raya.
Riset Fisika partikel mengungkapkan bahwa proton dan neutron yg membentuk atom sebenarnya terdiri lagi dari sub-partikel yang dinamakan quark. Ukuran dari quark, komponen dasar dari proton, yang ukurannya ada diluar konsep manusiawi, 10-18 (0.0000000000000000001 meter). Hal menarik yang perlu dikaji di dalam ayat diatas ialah kata mitsqal dalam kalimat mithqali tharratin (seberat zarrah/satu atom), yang mengisyaratkan adanya berat. Proton, neutron, dan atom yang membentuk atom adalah komponen yang membentuk berat atom. Di sinilah kedahsyatan Al-Qur'an terbukti bahwa gaya tarik muncul karena berat atom bukan karena ukuran atau sebab lain.
Subhanallah.
Prof. Nasaruddin Umar
Menteri Agama Republik Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana