Kita mengenal berbagai bentuk tabungan atau saving, baik dalam bentuk uang, investasi, maupun aset lainnya. Namun, ada satu bentuk tabungan yang sering terlupakan, yaitu social saving atau tabungan sosial. Pertanyaannya, sudahkah kita memilikinya?
Social saving adalah bentuk tabungan yang kita kumpulkan melalui kebaikan terhadap orang lain. Contohnya, memberi makanan kepada tetangga, menawarkan tumpangan kendaraan, atau membantu orang yang membutuhkan.
Kebaikan-kebaikan ini mungkin tampak sederhana, tetapi memiliki dampak besar bagi kehidupan kita di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA dalam detikKultum, Selasa (18/3/2025), "Makin banyak orang yang kita perlakukan dengan baik, maka nanti kita juga akan mendapatkan perlakuan yang sama."
Baca juga: Belajar dari Kisah Luqmanul Hakim |
Dengan kata lain, apa yang kita berikan kepada orang lain, suatu saat akan kembali kepada kita dalam bentuk yang mungkin tidak terduga.
Contohnya, jika kita tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga, maka saat kita mengalami kesulitan atau mengadakan acara, mungkin tidak ada yang datang membantu.
"Hal ini sejalan dengan pepatah, 'Apa yang kita tanam, itu yang akan kita panen' Kebaikan yang kita sebarkan akan kembali kepada kita saat kita membutuhkannya," ungkap Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Selain berbuat baik kepada sesama, Prof Nasaruddin Umar menyebut bentuk social saving lainnya adalah dengan memilih lingkungan pertemanan yang baik. Pergaulan memiliki pengaruh besar, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Kita sering mendengar bahwa lingkungan yang baik akan membawa kita kepada kebaikan, sementara lingkungan yang buruk dapat menjerumuskan kita ke dalam keburukan.
"Kalau kita bersahabat dengan para ulama, ustaz, dan orang-orang baik lainnya, maka insyaallah kita akan satu tempat di akhirat, yaitu surga," jelas Prof Nasaruddin Umar.
Ini menunjukkan betapa pentingnya memilih teman yang bisa membawa kita menuju kebaikan dan keselamatan di kehidupan selanjutnya.
Sebaliknya, jika kita salah dalam memilih teman, kita bisa terseret dalam keburukan yang berakibat pada kehidupan akhirat kita. Oleh karena itu, selain berbuat baik, kita juga harus memastikan bahwa lingkungan kita mendukung perjalanan kita menuju kebajikan.
Tonton selengkapnya dalam detikKultum bersama Prof Nasaruddin setiap hari pukul 20.30 WIB selama bulan Ramadan hanya di detikcom!
Baca juga: Makna Unconditional Love dalam Ibadah |
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana