Cinta sering kali diungkapkan dengan kata-kata seperti "I love you." Namun, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, menjelaskan bahwa ungkapan tersebut memiliki keterbatasan.
Kata "I love you" mengandung objek yang dicintai, emosi yang terlibat, serta target tertentu, sehingga bisa saja mengandung unsur nafsu dan bersifat sementara. Oleh karena itu, penting untuk memahami makna cinta yang lebih dalam dan abadi.
Sebaliknya, frasa "I'm in loving you" memiliki makna yang lebih dalam dan tulus. Ungkapan ini menggambarkan suasana hati yang penuh cinta, tanpa pamrih, dan tidak terbatas waktu. Hal ini selaras dengan konsep "unconditional love" atau cinta tanpa syarat, yang dalam kehidupan beragama dapat diterapkan dalam hubungan kita dengan Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Unconditional love adalah cinta yang tulus, tanpa pamrih dalam segala situasi dan tanpa batas waktu," ungkap Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum, Minggu (16/3/2025).
Dalam konteks ibadah, cinta yang tulus kepada Allah SWT bukan didasarkan pada keinginan memperoleh surga atau takut akan neraka, melainkan karena dorongan cinta yang murni. Ibadah yang dilakukan dengan hati yang penuh cinta akan terasa lebih bermakna dan mendekatkan kita kepada-Nya.
"Kenapa aku beribadah? Karena I'm in loving You. Aku dalam suasana menghamba terhadap-Mu, ya Allah," jelasnya.
Ketika seseorang mencintai Allah SWT dengan sepenuh hati, seluruh makhluk-Nya pun akan mencintainya. Hal ini dibuktikan dalam kisah para nabi yang menunjukkan bagaimana cinta kepada Allah SWT memberikan perlindungan luar biasa. Nabi Yunus AS yang dilempar ke lautan diselamatkan oleh ikan paus, Nabi Ibrahim AS yang dilempar ke dalam api tetap selamat, serta Nabi Daud AS yang tetap terlindungi meskipun ditombak.
Kisah-kisah ini menjadi bukti bahwa cinta sejati kepada Allah SWT membawa keberkahan dan perlindungan yang tiada banding.
Ketulusan cinta kepada Allah SWT membawa dampak luar biasa dalam kehidupan. Kata Prof Nasaruddin Umar, jika seseorang benar-benar mencintai-Nya, Allah SWT akan mencintai dan menjaga orang tersebut dari keburukan.
Tidak ada yang mampu mencelakakannya karena ia berada dalam perlindungan Sang Pencipta. Keimanan yang kuat akan melahirkan ketenangan jiwa dan keyakinan bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya.
"Maka dari itu, mari kita miliki kualitas cinta yang sangat sejati, sangat orisinal, yang kita sebut dengan unconditional love, cinta tanpa pamrih kepada Allah," tutup Prof Nasaruddin.
Cinta seperti inilah yang akan menjadikan hidup lebih bermakna dan penuh keberkahan.
Dalam momentum Ramadan ini, marilah kita memperkuat cinta kepada Allah SWT dengan menjalankan ibadah bukan karena takut atau mengharap imbalan, melainkan karena ketulusan hati dalam mencintai-Nya.
Dengan demikian, kita akan merasakan kedamaian yang hakiki dan semakin dekat dengan-Nya.
Jangan lewatkan detikKultum bersama Prof Nasaruddin Umar setiap hari pukul 20.30 WIB sepanjang bulan Ramadan hanya di detikcom.
Baca juga: Diam Lebih Baik daripada Bicara Sia-sia |
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Profil Zakir Naik, Penceramah India yang Akan Keliling Indonesia Pekan Depan
Menyamar Jadi Muslim, Snouck Hurgronje Nekat Masuk Makkah demi Belajar Islam
5 Waktu Mustajab Membaca Doa Minta Rezeki Tak Terduga