Sekumpulan Tips agar Mahasiswa Tak Terjerat Penipuan Toko Online-Pinjol

Infografis aturan bunga pinjol — Foto: Infografis detikcom/Fuad Hasim

Jakarta -

300-an Mahasiswa, 116 di antaranya mahasiswa IPB University, jadi korban penipuan toko online yang melibatkan pinjaman online (pinjol) dan atau paylater. Mahasiswa itu terjerat penipuan karena ingin mencari dana tambahan untuk kegiatan kampus.

Satu tersangka penipuan, Siti Aisyah Nasution (29) telah ditangkap Polres Bogor. Kerugian yang diderita korban ratusan mahasiswa total mencapai Rp 2,3 miliar. Uang miliaran rupiah yang didapat dari ratusan korbannya itu digunakan Siti Aisyah untuk "gali lubang tutup lubang".

Siti Aisyah menjanjikan membayar cicilan pinjol itu, plus keuntungan 10% tiap transaksi pinjol. Namun dalam perjalanannya, tagihan utang pinjol tidak dibayar oleh Siti Aisyah sehingga mahasiswa yang mengajukan pinjol "diteror" oleh penagih utang pinjol. Ada 3 modus yang dilakukan Siti Aisyah untuk menguasai uang dari korban-korbannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, meminta korban melakukan pinjol. Setelah cair, bagi pinjol yang bisa dicairkan, minta ditransfer langsung ke rekening pelaku. Nanti keuntungan bagi hasil 10-15 persen.

Kedua, untuk hasil pinjaman online yang tidak bisa langsung dicairkan dalam bentuk uang, pelaku meminta korban bertransaksi di sebuah toko online milik pelaku. Polisi menyebutnya dengan sistem gesek tunai pada aplikasi online. Namun sebenarnya transaksi itu fiktif belaka dan hanya agar uang terkirim ke "dompet online" milik pelaku.

Ketiga, pelaku membuat "akun dompet online". Para korban kemudian diminta mengirim uang dari rekening aplikasi belanja online ke nomor khusus "dompet online" milik pelaku.

Nah, bagaimana ke depan agar mahasiswa bisa mencegah diri dari penipuan toko online yang melibatkan pinjol? Ini ada sekumpulan tips dari Satgas Waspada Investasi-Otoritas Jasa Keuangan (SWI-OJK) hingga guru besar kampus: