Menurutnya, hal ini sudah sangat mendesak dilakukan. Terlebih perubahan iklim terus memicu pergeseran pola musim dan suhu udara. Akibatnya ada peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi yang bila diteruskan menjadi mimpi buruk karena hadirnya risiko kejadian multi bencana geo-hidrometeorologi.
Terlebih Indonesia berada dalam kepungan lempeng-lempeng tektonik aktif dan dikelilingi oleh cincin api. Oleh sebab itu, BMKG berupaya untuk terus bertransformasi sehingga bisa mewujudkan perlindungan untuk segenap bangsa Indonesia.
"BMKG menargetkan memiliki 500 orang doktor baru sebelum tahun 2030. Rencana ini menjadi bagian dari upaya transformasi BMKG menjadi institusi kelas dunia dengan memberi pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berkontribusi positif bagi dunia," ujarnya dalam acara wisuda STMKG di Jakarta, baru-baru ini dikutip dari situs resmi pada Jumat (3/11/2023).
Sudah Berangkatkan 23 ASN S2 dan S3
Pada sambutannya, Dwikorita menyatakan bila jumlah doktor di Indonesia relatif sedikit. Bahkan bila ingin menyamai per sejuta penduduk seperti negara Malaysia, maka Indonesia perlu memiliki 100 ribu orang doktor.
Melihat pertumbuhan 15% per tahunnya, ia yakin jumlah 150 doktor bisa tercapai pada tahun 2016. Berbagai upaya terus dilakukan, salah satunya dengan meluluskan bibit baru melalui Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).
"Kami harus terus melakukan lompatan-lompatan agar tidak tertinggal. Ini bagian dari cara BMKG mewujudkan zero victim. Karenanya kami (BMKG-red) ingin para lulusan STMKG bisa menciptakan terobosan dan inovasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," imbuhnya.
Selain itu pada bulan September lalu, BMKG memberangkatkan 23 aparatur sipil negara (ASN) untuk melanjutkan studi S2 dan S3 ke sepuluh kampus di Inggris. Dalam perjalanannya, BMKG akhirnya bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), British Council Indonesia, dan Kedutaan Besar Inggris.
Sejak peluncuran program, ada 30 universitas di Inggris yang menawarkan kerjasama dengan BMKG. Namun, pada akhirnya BMKG hanya memilih 10 universitas terbaik yang tersebar di berbagai wilayah Inggris karena memiliki kompetensi yang sama dengan visi BMKG.
Beri Pesan untuk Lulusan STMKG
Diketahui, STMKG telah meluluskan 289 orang taruna/taruni dengan 227 taruna angkatan 2019, 56 tugas belajar BMKG, 5 tugas belajar TNI Angkatan Udara, dan 1 tugas belajar TNI Angkatan Laut. Dalam sambutannya, Dwikorita meminta kepada seluruh lulusan STMKG untuk terus belajar, berinovasi, dan menciptakan terobosan baru termasuk melanjutkan studi.
"Jangan pernah berhenti berproses dan belajar. BMKG membutuhkan semangat muda untuk terus berinovasi dan membuat berbagai terobosan. Setelah lulus, segera pikirkan mau melanjutkan studi S2 ke mana," ungkap Dwikorita.
Ia juga meminta para lulusan STMKG untuk terus setia kepada negara setelah mengucap ikrar. Terutama untuk mau ditempatkan di mana saja tanpa ada perasaan berat hati.
"Meski tidak ditempatkan didaerah yang diinginkan, namun harus tetap semangat dan berdedikasi dalam bekerja," ungkapnya.
(det/nah)