Kasus HIV/AIDS di Kota Bandung adalah yang tertinggi di Jawa Barat. Berdarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung melalui Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA), data kumulatif penderita HIV/AIDS di Kota Bandung sejak 1991 hingga Januari 2025 mencapai 9.764 orang.
"Jumlah ini menempatkan kota kita pada peringkat pertama (jumlah penderita HIV/AIDS) di Jawa Barat," ungkap Wakil Wali Kota Bandung Erwin di Balai Kota Bandung, Kamis (24/4/2025).
Ia mengatakan, dari jumlah tersebut, masih banyak Orang dengan HIV (ODHIV) di Kota Bandung yang tidak rutin menjalani pengobatan. Nyaris hanya separuh penderita HIV/AIDS di Kota Bandung yang rutin mengkonsumsi obat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 12 Pemain Tumpuan Persib Bobol Gawang Lawan |
"Baru sekitar 6.370 atau 65 persen-nya yang patuh menjalani pengobatan. Ini tantangan besar yang masih kita hadapi. Tak hanya dalam penemuan kasus baru, tapi juga keberlangsungan pengobatan dan penghapusan stigma di masyarakat," papar Erwin.
Hal yang masih jadi kendala, ia mengatakan, salah satunya adalah terkait stigma dan diskriminasi masyarakat kepada ODHIV. Oleh karenanya, Erwin mengatakan keterlibatan seluruh elemen masyarkat termasuk para stakeholder hingga para lembaga advokasi HIV/AIDS dalam melakukan advokasi dan pendampingan dapat diperkuat.
"Kerja sama seluruh elemen dalam upaya edukasi, deteksi dini, penyediaan obat serta pendampingan ODHIV sangat dibutuhkan," jelasnya.
Targetkan Nol Kasus Baru di 2030
Erwin memaparkan, salah satu hal yang tengah ditargetkan Pemkot Bandung terkait penanggulangan kasus HIV/AIDS adalah nol penambahan kasus pada lima tahun mendatang. Selain itu, ditargetkan juga angka kematian karena AIDS hingga diskriminasi dapat terus ditekan hingga nihil.
"Komitmen kami adalah melalukan strategi STOP (Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan). Ini demi mencapai target Three Zero di 2030 nanti," ungkap Erwin.
Adapun target Three Zero tersebut mencakup zero (nol) kasus infeksi HIV baru, zero kematian akibat AIDS, dan zero stigma hingga diskriminasi.
"Oleh karenanya perangkat daerah harus menyeleraskan program penanggulangan HIV/AIDS sesuai tupoksi masing-masing. Rumah sakit dan puskesmas juga harus terus meningkatkan pelayanan tes HIV untuk masyarakat," terangnya.
Simak Video "Video: Kata Kemenkes soal Tantangan Pemberian Obat ARV Bagi Remaja Terpapar HIV"
[Gambas:Video 20detik]