BMKG: 2024 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

ADVERTISEMENT

BMKG: 2024 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 24 Mar 2025 16:30 WIB
Cuaca di Jakarta siang tadi menyentuh angka 34-36 derajat Celcius. BMKG memprediksi kondisi fenomena panas terik masih dapat berlangsung dalam periode bulan Oktober.
Ilustrasi Suhu Panas. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Tahun 2024 dinobatkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah. Hal ini diungkapkan oleh BMKG dan diakui oleh para ilmuwan di berbagai belahan dunia.

Sebelumnya, World Meteorological Organization menyatakan jika 2024 adalah tahun terpanas sepanjang sejarah. Bahkan periode 10 tahun terakhir yakni 2015-2024 adalah periode tahun terpanas yang pernah tercatat.

Pantauan BMKG juga mengamini hal tersebut. Tim Kedeputian BMKG menemukan jika suhu udara permukaan baik secara global maupun nasional terus mengalami peningkatan. Suhu 2024 pun dijuluki sebagai 'anomali'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dimaksud anomali adalah perbedaan suhu udara saat itu di 2024 terhadap suhu udara rata-rata pada masa pra revolusi industri," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Webinar Refleksi Banjir JABODETABEK: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem yang disiarkan via Youtube Info BMKG pada Senin (24/3/2025)

BMKG menyatakan jika suhu global telah mencapai perbedaan 1,55 derajat Celcius dibandingkan suhu pada masa pra revolusi industri di sekitar 1850-1900. Angka ini melampaui Kesepakatan Paris yang menyepakati perbedaan suhu 1,5 derajat Celcius.

ADVERTISEMENT

"Untuk itu, maka perlu kita terus mewaspadai, kita terus berupaya untuk mengendalikan laju perubahan iklim," tegas Dwikorita.

Peningkatan Pesat Setelah Tahun 1980

Dwikorita mengatakan jika peningkatan suhu pada tahun 1900-1980 cenderung landai. Namun, peningkatan meningkat tajam setelah 1980.

"Ini menunjukkan ada sesuatu yang terjadi setelah 1970-1980," jelasnya.

Korelasi Kenaikan Suhu dengan Pembukaan Lahan

Lebih lanjut, BMKG menemukan adanya korelasi pembukaan lahan dengan kenaikan suhu. Pada 1972, suhu di Jakarta cenderung stagnan di 28 derajat Celcius. Namun terus terjadi peningkatan hingga mencapai 28,7 derajat Celcius pada 2014.

"Kenaikan suhunya semakin meningkat. Meskipun 0, itu karena kita dibatasi 1,5 dan sudah mencapai kenaikan nol koma, itu sangat berbahaya," tegas Dwikorita.

Kenaikan suhu ini terlihat di Kemayoran, Tanjung Priok, Halim Perdana Kusuma, dan Cengkareng yang mengalami kenaikan 0,3 derajat Celcius sampai 0,75 derajat Celcius.




(nir/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads