Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencemaskan potensi banjir 5 tahunan akan meningkat menjadi setiap tahun. Apa alasannya?
KepalaBMKG,DwikoritaKarnawati, menjelaskan bencana alam ini didorong oleh fenomena perubahan iklim.
"Kekeringan dan banjir tersebut merupakan dua aspek perubahan iklim yang sama. Keduanya akan semakin parah dan akan terus berlanjut setiap tahun," jelas Dwikorita dalam Webinar Refleksi Banjir JABODETABEK: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem yang disiarkan via Youtube Info BMKG pada Senin (24/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyinggung kejadian banjir 5 tahunan yang kerap terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Jika lingkungan tidak dikelola dengan baik, banjir dapat terjadi setiap 3 tahun bahkan 1 tahun sekali.
"Bila kita tidak mampu mengelola lingkungan kita, banjir 5 tahunan itu sudah tidak ada yang tadinya 5 tahunan. Bisa menjadi 3 tahunan sedahsyat seperti banjir 5 tahuan. Banyak yang dikhawatirkan banjir yang dahsyatnya seperti 5 tahunan itu dapat terjadi menjadi banjir tiap tahun," jelas.
"Sehingga muncul sebagai kenormalan baru. Jadi jangan sampai setiap tahun normal banjir kayak gitu. Itu yang harus kita cegah bersama," sambungnya.
Kenapa Hujan Ekstrem Semakin Banyak?
Dwikorita menunjukkan temuan BMKG bahwa hujan ekstrem semakin sering terjadi. Sebagai informasi, curah hujan ekstrem ini adalah curah hujan yang melampaui 150 ml.
Ia menjelaskan intensitas, frekuensi, dan durasi curah hujan berkaitan dengan suhu permukaan. Peningkatan suhu udara dapat mempercepat siklus hidrologi.
"Data menunjukkan semuanya korelatif dengan peningkatan gas, konsentrasi gas-gas rumah kaca. Jadi ada benang merah yang saling menunjukkan sebab akibat antara peningkatan emisi gas rumah kaca dengan peningkatan suhu udara dan dengan peningkatan kejadian ekstrem," papar Dwikorita.
"Beberapa laporan ilmiah juga mengatakan meningkatnya suhu udara itu juga memacu siklus hidrologi menjadi semakin cepat dan dampaknya menjadi semakin ekstrem, baik ekstrem basah dan kering," pungkasnya.
(nir/twu)