Kemarau Sumsel Tahun Ini Lebih Kering, BMKG: Potensi Hotspot Tinggi

Sumatera Selatan

Kemarau Sumsel Tahun Ini Lebih Kering, BMKG: Potensi Hotspot Tinggi

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Jumat, 14 Mar 2025 13:40 WIB
Ilustrasi Musim Kemarau
Foto: Ilustrasi kemarau (Getty Images/iStockphoto/happy8790)
Palembang -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sumatera Selatan (BMKG Sumsel) memprediksi musim kemarau tahun ini akan terjadi Juni sampai Oktober. Musim kemarau yang terjadi akan lebih kering dibandingkan 2024. Pemda diminta lebih waspada.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis mengatakan peningkatan suhu pada musim kemarau tahun ini karena pada 2024 mengalami La Nina atau kemarau basah.

"Kemarau tahun ini Sumsel akan lebih kering dibandingkan 2024," ujarnya, Kamis (13/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dengan kondisi kemarau lebih kering akan membuat jumlah hotspot atau titik panas di Sumsel meningkat. Hal itu berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih tinggi dari tahun lalu. Tinggal lagi mitigasi yang akan dilakukan untuk meminimalisirnya.

"Pada 2024 saat kemarau basah saja masih ada hotspot, apalagi nanti kemarau potensinya akan lebih besar dan luas," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Wilayah yang terdampak kemarau lebih awal adalah Ogan Komering Ilir (OKI). OKI akan mulai kemarau pada dasarian I Mei 2025. Selain lebih awal, kemarau di OKI disebutnya akan lebih panjang dari daerah lainnya.

Wandayantolis berharap fokus penanganan karhutla nanti dilakukan di wilayah tersebut. Apalagi wilayah gambut daerah tersebut cukup luas.

"Antisipasinya tidak hanya dari kita, melainkan juga dari kesadaran masyarakat," tambahnya.

Sementara daerah lainnya rata-rata akan masuk musim kemarau pada dasarian I dan II Juni 2025. BMKG akan berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel untuk mengantisipasi dan memitigasi dengan melakukan modifikasi cuaca dan melakukan pembasahan lahan agar titik api tidak mudah menyebar.

"Di lapangan kita akan melakukan edukasi ke masyarakat untuk tidak membakar lahan dengan sengaja sebab dampaknya akan sangat luas," tukasnya.




(dai/dai)


Hide Ads