Mengenal Dr Sahlan, Sosok di Balik Budidaya Lebah Tanpa Sengat & Obat COVID-19

ADVERTISEMENT

Mengenal Dr Sahlan, Sosok di Balik Budidaya Lebah Tanpa Sengat & Obat COVID-19

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 17 Okt 2023 18:00 WIB
Muhammad Sahlan, Periset Lebah Tanpa Sengat
Muhamad Sahlan, Periset Lebah Tanpa Sengat. (Foto: Nikita Rosa/detikEdu)
Jakarta -

Dr. Muhamad Sahlan mulai menekuni studi tentang propolis, yang dikenal juga dengan lem lebah, sejak 2010. Minimnya studi propolis di Indonesia menjadi motivasi untuk Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) itu.

Sahlan akhirnya mengunjungi peternak-peternak lebah di Indonesia. Dari situ, ia menemukan tentang lebah tanpa sengat.

"Nah kemudian yang menjadi bahan baku propolis itu kan asalnya dari lebah, jadi waktu itu akhirnya saya mencari peternak-peternak lebah," cerita Sahlan kepada detikEdu dikutip Selasa (17/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sahlan menuturkan jika ada tiga jenis lebah di Indonesia, salah satunya adalah lebah tanpa sengat atau lebah trigona (Tetragonula biroi). Spesies lebah ini juga memiliki jumlah yang sangat banyak di Indonesia.

Ia menjelaskan jika ada hampir ratusan spesies lebah tanpa sengat di Indonesia. Bahkan, di suatu daerah, jumlahnya bisa mencapai lebih dari 200.

ADVERTISEMENT

"Yang menaik lagi ternyata lebah ini menghasilkan propolisnya jauh lebih banyak dibandingkan yang menyengat," ujarnya.

Buat Produk Kosmetik Sampai Obat COVID-19

Dalam penelitiannya, Sahlan dan tim mencari tahu proses pengolahan propolis hingga produk akhirnya. Hingga saat ini, propolis sudah dikembangkan jadi berbagai produk.

"Produk untuk kesehatan mulut dan gigi, untuk kosmetik, untuk toilet, jadi kayak untuk sampo, sabun, pasta gigi," jelasnya.

Tim juga bekerja sama dengan Farmasi dari Fakultas Kedokteran UI dan dosen lainnya. Hal ini agar produk yang dipasarkan bisa teruji secara klinis.

"Saat ini kita sudah ada paten sekitar 33 paten," ujarnya.

Sahlan menceritakan jika produk propolis ini sudah teruji sebagai obat COVID-19. Obat ini disebut bisa menyembuhkan batuk akibat paparan virus tersebut.

"Lemarin waktu COVID juga kita menguji untuk yang COVID. Alhamdulillah sih berhasil dan secara pengujian di laboratorium pun memang bisa menghambat batuk untuk SARS-CoV-2," paparnya.

Jadi Sumber Usaha di Pesantren

Melihat potensi lebah tanpa sengat, Bank Indonesia (BI) meminta Sahlan dan tim untuk mensosialisasikannya ke pesantren. Harapannya, agar pesantren lebih berdaya lewat wirausaha ini.

Lebah tanpa sengat sendiri tidak membutuhkan banyak makanan. Pesantren juga bisa memasukkan lebah dalam satu kotak saat awal pembudidayaan.

Diketahui, budidaya lebah di pesantren sudah diimplementasikan di tiga pesantren, yakni di Nusa Tenggara Barat, Bengkulu, dan Sulawesi.

"Sebenarnya sih yang paling penting ada PIC yang mau yang mau menangani lebah ini. Jadi kalau di Bengkulu itu langsung Kiai nya yang senang. Jadi nggak susah, karena Kiai nya sendiri yang sudah ini. Ada lagi misalkan di tempat lain seperti di Sumbawa misalkan yang lebih ini adalah penjaganya penjaga
pondok pesantren," jelasnya.

Tidak hanya produk, lebah anti sengat juga bisa menjadi atraksi wisata edukasi. Menambah pemasukan bagi para pondok pesantren.

"Jadi bisa dapet dari dua sisi, pertama dari penjualan madunya, yang kedua dari wisata lebahnya," tutur Sahlan.

Riset Lebah Masih Potensial

Menurutnya, studi tentang lebah masih bisa dikembangkan lebih lanjut. Saat ini, tim sedang meneliti tentang produk lebah dalam bioprint, atau teknologi yang memproduksi organ manusia tiruan. Produk yang sedang dikembangkan itu dikenal dengan nama Royal Jelly.

"Kita coba apakah Royal Jelly sama madu ini bisa jadi tempat tumbuh stem cell Nah kemudian setelah dia sudah tumbuh, kita buat sebagai implant," jelasnya.

"Misalnya di lutut. Di lutut itu kan ada bantalan lutut, nah terus bantalan lutut ini karena kecelakaan atau apa kadang-kadang suka luka, berarti harus ditambal. Ditambal dengan kita bisa membuat si Royal Jelly ini untuk kemudian ditanam [dalam tubuh]," sambungnya.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads