Kondisi Publikasi Bidang Sains dan Teknik Indonesia, Tertinggal dari Malaysia?

ADVERTISEMENT

Kondisi Publikasi Bidang Sains dan Teknik Indonesia, Tertinggal dari Malaysia?

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Kamis, 30 Jan 2025 17:30 WIB
ilustrasi riset
Ilustrasi riset bidang sains Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Publikasi internasional bidang sains dan teknik (science and engineering) dari Indonesia ternyata masih tertinggal dibandingkan dengan negara jiran seperti Malaysia.

Hal ini diungkapkan Haryadi Gunawi, ilmuwan diaspora Indonesia yang mengajar di Amerika Serikat dalam sosialisasi program Garuda Academic of Excellence (ACE) beberapa waktu lalu yang digelar Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Saat ini Haryadi adalah guru besar bidang Ilmu Komputer Chicago University. Haryadi memaparkan laporan United States National Science and Foundation (NSF) yang berjudul Publication Output: U.S Trends and International Comparisons. NSF merupakan lembaga yang serupa dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) milik Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haryadi menyebutkan jumlah publikasi sains dan teknik di tahun 2020 di beberapa negara seperti China sebanyak 669.744 publikasi, Amerika Serikat sebanyak 455.655 publikasi, Jepang sebanyak 101.014 , Indonesia sebanyak 32.553 publikasi, dan Malaysia sebanyak 21.884.

"Salah satu responsnya yakni jumlah publikasi Indonesia lumayan, lebih banyak dari negara tetangga dekat kita (Malaysia)," ujar Haryadi.

ADVERTISEMENT

Hanya saja, jika angka tersebut dibandingkan dengan populasi per 1 juta penduduk, maka jumlah publikasi Indonesia di bidang sains dan teknik 5 kali lebih kecil dibanding Malaysia.

"Kenyataan pahit yang kita terima yakni Indonesia masih 4 sampai 10 kali lebih kecil dibandingkan negara-negara itu," katanya.

Haryadi juga menunjukkan jumlah publikasi bidang ilmu komputer di Indonesia yaitu 13 per 1 juta penduduk. Sementara di Malaysia sebesar 74 per 1 juta penduduk.

Data juga menunjukkan publikasi sains dan teknik di Indonesia hanya 20 % yang menghadirkan peneliti negara lain sebagai co-author atau collaborator. Negara lain masih lebih banyak melakukan penelitian kolaborasi internasional atau lintas negara.

Persentase kolaborasi internasional dalam publikasi bidang sains dan teknik di AS mencapai 40%, sementara di Malaysia bahkan sekitar 50%.

Haryadi juga menunjukkan data proporsi setiap negara di dalam top 1% publikasi sains dan teknik yang paling banyak dikutip. Hasilnya 1,58% dari top 1% most cited publication itu dikerjakan ilmuwan AS.

Adapun Malaysia sebanyak 0,90% dan sementara Indonesia "hanya" 0,18%. "Indonesia masih sangat kecil. Di area ilmu komputer lebih parah, tidak ada satu pun penulis dari Indonesia yang menjadi penulis di Top 1% most cited publication," ujar Haryadi.

Diketahui, Program Garuda ACE diperuntukkan bagi mahasiswa jenjang sarjana atau magister untuk mengambil kelas pelatihan riset dan bahasa Inggris selama 6 bulan agar meningkatkan kapasitas riset di tingkat internasional.

Secara umum, program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas riset internasional unggul agar dapat berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat nasional maupun global.




(pal/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads