×
Ad

Istana Siak Resmi Jadi Museum, Cek Sejarah dan Peninggalannya!

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 26 Nov 2025 09:30 WIB
Istana Siak. Foto: Raja Adil/detikSumut
Jakarta -

Terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, situs bersejarah nusantara Istana Siak Asserayah Al-Hasyimiyah resmi ditetapkan sebagai museum dan cagar budaya oleh Kementerian Kebudayaan. Penetapan ini merupakan hasil permohonan pendaftaran Nomor Pendaftaran Nasional Museum (NPNM) Museum Siak oleh Dinas Pariwisata Siak.

Seperti apa istimewanya Istana Siak dan koleksinya? Simak infonya!

Sejarah Berdirinya Istana Kesultanan Siak Indrapura

Istana Asserayah Al Hasyimiah atau Istana Siak. (Foto: Tangkapan layar video di Rumah Digital Indonesia) Foto: Istana Asserayah Al Hasyimiah atau Istana Siak (Foto: Tangkapan layar video di Rumah Digital Indonesia)

Didirikan pada 1723 M oleh Raja Kecil bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, Kerajaan Siak Indrapura memiliki pusat kerajaan di Buantan. Nama Siak diambil dari nama tumbuhan jenis siak-siak yang mudah ditemui disana.

Sebelum berdirinya Kerajaan Siak, tempat tersebut merupakan wilayah kekuasaan Johor. Pemimpinnya ditetapkan oleh Sultan Johor.

Pusat Kerajaan Siak sering berubah-ubah, sebelum akhirnya menetap. Dari Buantan ke Mempura, kerajaan ini kemudian pindah ke Senapelan, Pekanbaru, dan akhirnya kembali lagi ke Buantan.

Pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaludin (1827-1864), pusat kerajaan Siak kembali dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura sampai berakhirnya masa kekuasaan Sultan Siak.

Berdiri pada Masa Jaya Kerajaan

Tangga Istana Kesultanan Siak. Foto: Fitraya Ramadhanny

Istana yang megah di Siak kelak dibangun pada masa Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908). Istana inilah yang diberi nama Istana Asserayah Hasyimiah (1889).

Kerajaan Siak mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat pada masa itu, sampai mampu berkunjung ke negara Eropa, yaitu Jerman dan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Sultan Syarif Kasim II sebagai Sultan Siak ke-12 menyatakan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Ia sekaligus menyerahkan mahkota kerajaan dan uang sebesar 10.000 gulden, yang setara hampir Rp 100 juta saat ini.

Pada 1997 Sultan Syarif Kasim II dianugerahi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Nasional. Saat ini, makam Sultan Syarif Kasim II terletak persis di tengah Kota Siak Sri Indrapura atau di samping Masjid Sultan, yaitu Masjid Syahabuddin.

Arsitektur Istana dan Peninggalan Kesultanan Siak Indrapura

Arsitektur Istana Siak memadukan gaya khas arsitektur Melayu, Arab dan Eropa. Unsur-unsur Eropa terlihat dari detail bangunan seperti menara dan ornamen tertentu. Sentuhan gaya khas Arab dapat dilihat dari beberapa hiasan istana berbentuk lengkungan dan kaligrafi. Sementara itu, gaya khas melayu terlihat dari bentuk atap dan tata letak ruangan.

Bangunan Istana Siak menggunakan bahan berkualitas tinggi yang didapat dari beberapa negara. Marmer yang digunakan didatangkan langsung dari Italia, sedangkan keramik dan hiasan dinding dibawa dari Belanda.

Sampai hari ini, Istana siak masih berdiri kokoh dengan fasilitas modern pada masanya.

Di antaranya yaitu peralatan makan dari Eropa, perangkat musik dan koleksi benda seni lainnya sekaligus menjadi saksi bisu masa kejayaan masa lampau.

Peninggalan tersebut menunjukkan peran penting Istana Asserayah Hasyimiah bagi Kesultanan Siak. Istana berfungsi sebagai tempat tinggal raja sekaligus pusat pemerintahan dan administrasi Kerajaan Siak. Berbagai kegiatan kenegaraan seperti pertemuan antarkerajaan, menerima dan menjamu tamu dari luar negeri, yang sekaligus menjadi simbol kekuasaan dan kedaulatan Kesultanan Siak.

Peninggalan Kerajaan di Istana Siak

Alat musik komet di Istana Siak. Foto: Fitraya Ramadhanny

Kini, Istana Siak bertransformasi menjadi museum sejarah. Istana ini berfungsi sebagai pusat pelestarian budaya dan pembelajaran bagi wisatawan lokal dan asing, agar lebih mengenal sejarah dan kebudayaan Melayu.

Sebagai museum, Istana Siak turut berperan sebagai pusat edukasi dan konservasi. Macam-macam koleksi istana dipamerkan seperti perabotan, alat musik, pakaian adat sampai manuskrip kuno yang menunjukkan kekayaan budaya Melayu. Pengunjung dapat memperoleh informasi tentang tradisi, gaya hidup, sistem pemerintahan hingga nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat.

Peninggalan di Istana Siak sangat beragam dan mencerminkan kekayaan dan kemewahan Kesultanan Siak. Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah komet, yaitu alat pemutar musik otomatis kuno dari Jerman tahun 1890-an dan hanya ada dua di dunia, satu di Jerman dan satunya di Istana Siak.

Peninggalan lainnya berupa perabot mewah yang terdiri dari meja marmer tembus pandang dari Italia, marmer biru hiasan dinding dari Turki, dan cap lambang kerajaan Siak yang dipesan langsung dari Eropa. Ada juga mangkok porselen penawar racun dari China.

Koleksi lainnya berupa kursi kristal, cermin permaisuri yang dipercaya ampuh membuat awet muda, dan sepatu tenun emas milik permaisuri. Ditemukan pula beberapa meriam sebagai tanda kekuatan militer kerajaan pada masanya yang dipamerkan di bagian luar dan dalam istana.

Istana Siak Asserayah Al-Hasyimiyah resmi menjadi museum berdasarkan surat pemberitahuan Kementerian Kebudayaan RI No 0977/L.L3/KB.13.02/2025 kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Riau, yang diteruskan kepada kepala museum Istana Siak Asserayah Al-Hasyimiah. Bagaimana detikers, ingin berkunjung ke museum istana?



Simak Video "Video: Mengenal 5 Bangunan di Indramayu yang Jadi Cagar Budaya"

(twu/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork