Pergerakan Nasional Indonesia: Sejarah dan 5 Organisasi Awal yang Terlibat

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Senin, 27 Okt 2025 07:00 WIB
Ilustrasi masa-masa pergerakan nasional di Museum Kebangkitan Nasional Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta -

Pergerakan nasional adalah usaha rakyat Indonesia bersama-sama untuk melepaskan diri dari penjajahan dengan berbagai cara. Metodenya beragam baik lewat pendidikan, organisasi, politik, hingga diplomasi.

Dalam Modul Sejarah Kelas XI KD 3.10 (Direktorat SMA, Kemendikbud)oleh Hasnawati T., SPd, definisi pergerakan nasional adalah proses munculnya kesadaran kebangsaan dan perjuangan kolektif bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

Artinya, perjuangan tidak lagi bersifat kedaerahan seperti perlawanan Sultan Hasanuddin atau Pangeran Diponegoro, melainkan telah melibatkan semangat persatuan lintas suku, daerah, dan agama d tanah air.

Perubahan pola perjuangan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mulai menyadari pentingnya organisasi modern sebagai alat perjuangan bangsa, bukan lagi kekuatan fisik semata.

Faktor Pendorong Pergerakan Nasional

Ada banyak hal yang mendorong munculnya pergerakan nasional, baik dari dalam maupun luar negeri.

Berikut beberapa faktor utamanya:

1. Faktor Internal

  • Adanya tekanan dan penderitaan terus menerus akibat penjajahan Belanda.
  • Sistem tanam paksa dan politik etis yang tidak adil menumbuhkan kesadaran untuk melawan.
  • Munculnya golongan terpelajar. Generasi muda lulusan sekolah Barat seperti STOVIA (tempat lahirnya Budi Utomo) yang mulai berpikir kritis terhadap penjajahan.
  • Rasa senasib sepenanggungan. Penjajahan panjang menumbuhkan solidaritas dan nasionalisme di berbagai lapisan masyarakat.
  • Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri. Karena kehendak memiliki tanah air sendiri dan menentukan nasib sendiri.

2. Faktor Eksternal

  • Kemenangan Jepang atas Rusia (1905). Peristiwa ini membuktikan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa, sehingga membangkitkan semangat nasionalisme di Asia termasuk Indonesia.
  • Gerakan kebangsaan di negara lain. Kebangkitan nasional di India, Filipina, dan Mesir yang turut menginspirasi rakyat Indonesia untuk segera bangkit.
  • Masuknya paham baru. Ide-ide seperti liberalisme, sosialisme, dan demokrasi mulai dikenal lewat pendidikan dan surat kabar, sehingga menumbuhkan kesadaran akan hak-hak rakyat.
  • Gerakan Pan-lslamisme, yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani bertujuan mematahkan dan melenyapkan imperialisme Barat untuk membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu pemerintahan Islam pusat. Gerakan ini menimbulkan nasionalisme di negara terjajah dan anti-imperialis.


Gabungan faktor-faktor ini membuat rakyat Indonesia mulai mencari cara baru untuk memperjuangkan kemerdekaan yang bukan lagi dengan senjata, melainkan lewat strategi dan organisasi.

Bentuk dan Strategi Pergerakan Nasional

Menurut dokumen Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dari Kemendikbud, perjuangan bangsa Indonesia pada masa ini terbagi menjadi dua bentuk strategi besar: kooperatif dan non-kooperatif.

1. Strategi Kooperatif (Moderat)

Golongan ini memilih jalan kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda, berharap bisa melakukan perubahan dari dalam sistem. Contohnya adalah Budi Utomo yang fokus pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Jawa.

2. Strategi Non-Kooperatif (Radikal)

Sebaliknya, kelompok ini menolak segala bentuk kerja sama dengan Belanda. Mereka percaya bahwa kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan menentang penjajahan secara total. Contohnya adalah Indische Partij dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Kedua strategi ini sama-sama penting. Golongan kooperatif memupuk kesadaran dan pendidikan rakyat, sedangkan golongan non-kooperatif menumbuhkan semangat perlawanan dan politik yang lebih keras terhadap penjajahan.




(pal/pal)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork