Setiap tahun di bulan Ramadhan, umat muslim di seluruh dunia akan menunaikan ibadah puasa selama 30 hari. Dalam rentang satu bulan itu, ada banyak hal yang terjadi di dalam tubuh saat puasa Ramadhan.
Durasi puasa bisa berbeda di setiap negara. Di Indonesia sendiri, durasi puasa bisa mencapai 11 hingga 12 jam dalam sehari.
Tidak makan ataupun minum selama rentang waktu yang cukup lama tentu memberikan dampak yang jelas pada tubuh. Orang-orang mungkin merasa lemas bahkan sakit jika tidak mendapatkan asupan yang cukup saat sahur dan berbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran apa yang terjadi pada tubuh saat puasa Ramadhan? Simak di bawah ini.
Ini yang Terjadi di Dalam Tubuh saat Puasa Ramadhan 30 Hari
Tahap Detoksifikasi 1: Hari 1-2
Melansir dari laman Imran Khan Cancer Appeal, tahap 1 detoksifikasi dimulai pada hari pertama puasa. Biasanya periode ini merupakan waktu tersulit karena tubuh menyesuaikan diri dengan rutinitas baru.
Tubuh akan memasuki kondisi puasa sekitar 8 hingga 12 jam setelah makan terakhir. Selama tahap ini, usus selesai menyerap sisa nutrisi dari asupan makanan. Hasilnya, gula darah dan tekanan darah menurun serta jantung melambat.
Efek samping yang umum terjadi dalam beberapa hari pertama ini meliputi:
Sakit kepala
Pusing dan mual
Bau mulut dan lidah yang sangat tebal
Kelemahan yang disebabkan oleh penarikan glikogen dari otot
Tahap Detoksifikasi 2: Hari 3-7
Selama minggu pertama puasa, orang-orang akan mulai merasa lesu dan lelah. Ini karena tubuh harus bekerja lebih keras dari biasanya.
Tanpa makanan untuk energi, tubuh menggunakan glukosa yang tersimpan di hati dan otot. Setelah glukosa habis, lemak dipecah untuk melepaskan gliserol, yang kemudian diubah menjadi glukosa. Kulit akan menjadi lebih berminyak dari biasanya, yang mengakibatkan munculnya bintik-bintik atau bahkan bisul. Hal ini disebabkan oleh pembersihan minyak tengik.
Saat tubuh beradaptasi dengan puasa, sistem pencernaan mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan. Kotoran yang menempel di dinding usus mulai mengendur. Paru-paru dan organ pembersih lainnya memulai proses penyembuhannya sendiri, dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih aktif dari biasanya.
Penurunan berat badan dan kolesterol akan terlihat seiring berjalannya waktu. Turunnya berat badan juga dapat memberikan efek positif pada diabetes dan tekanan darah, sehingga memberikan kontrol yang lebih baik terhadap kedua kondisi tersebut.
Tahap Detoksifikasi 3: Hari ke-8-15
Selama minggu kedua puasa, orang-orang akan mengalami kejernihan mental dan peningkatan energi. Namun, jangan heran jika luka dan cedera lama menjadi teriritasi.
Saat tubuh terus memperbaiki diri, tubuh melepaskan sel darah putih yang disebut limfosit untuk melarutkan sel-sel yang rusak di jaringan. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengiritasi saraf di area tersebut dan mengakibatkan nyeri.
Ketidaknyamanan yang dirasakan merupakan tanda pemulihan, karena bekas luka lama yang mungkin tidak sembuh dengan baik di masa lalu, mungkin karena gaya hidup yang buruk, kini mengalami penyembuhan yang optimal.
Otot juga dapat menjadi tegang atau nyeri karena iritasi racun dan sariawan juga dapat muncul. Untuk menghindari atau menyembuhkan sariawan,berkumurlah dengan garam dan air setiap hari.
Tahap Detoksifikasi 4: Hari ke-16-30
Tahap akhir detoksifikasi terjadi dalam dua minggu terakhir puasa. Inilah saat orang-orang merasa paling baik. Akan ada periode pembersihan singkat. Hasilnya, napas terasa lebih segar dan lidah berwarna merah muda.
Tubuh sekarang telah menyesuaikan diri dengan puasa dan sedang menyelesaikan proses regenerasi. Setelah hari ke-20, pikiran akan berfungsi lebih baik karena kadar endorfin yang lebih tinggi muncul dalam darah. Kewaspadaan dan kesejahteraan tubuh akan meningkat, disertai dengan:
Peningkatan kejernihan
Keseimbangan emosional
Peningkatan daya ingat
Peningkatan konsentrasi
Itulah yang terjadi di dalam tubuh saat puasa Ramadhan 30 hari. Selamat menunaikan ibadah puasa, detikers!
(nir/faz)