Di dunia ini terdapat tanaman yang terancam punah dan terkadang hanya tersisa satu spesimen saja. Tanaman-tanaman langka ini akan menghadapi risiko kepunahan jika tidak adanya upaya penyelamatan.
Tanpa adanya bantuan ahli hortikultura, spesies-spesies ini bisa punah dan menghilang selamanya dari planet kita. Namun, saat ini banyak peneliti dan ilmuwan yang bekerja keras mencari solusi demi melestarikan tanaman-tanaman langka ini dan memastikan kelangsungan hidup mereka.
Para ahli hortikultura memanfaatkan teknologi canggih seperti drone, kecerdasan buatan (AI), dan teknik perkecambahan tabung reaksi untuk mereproduksi tanaman-tanaman langka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui metode ini, para ilmuwan dapat mengidentifikasi, merawat, dan memperbanyak tanaman-tanaman yang hampir punah. Diharapkan, cara ini dapat memberikan peluang bagi tanaman-tanaman tersebut untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Akankah kita melihat mereka tumbuh subur?
5 Tanaman Paling Kesepian di Dunia
1. Sikas Kayu (Encephalartos woodii)
Dikutip dari Discovery Wildlife, tanaman pertama paling kesepian di dunia adalah Sikas Kayu. Hingga kini, diperkirakan hanya ada satu spesimen jantan Sikas Kayu. Tanaman ini pernah ditemukan di alam liar pada tahun 1895 di Afrika Selatan.
Tanaman jantan tersebut telah dilakukan upaya kloning, tetapi karena bersifat dioecious maka tanaman ini membutuhkan tanaman betina untuk melakukan penyerbukan dan reproduksi secara alami.
Demi menjaga kelangsungan hidup dan reproduksinya, sebuah tim peneliti sedang berupaya mencari tanaman betina dengan bantuan drone. Proyek penelitian yang dipimpin oleh University of Southampton sedang meneliti ribuan hektar hutan di Afrika Selatan.
Citra drone yang telah diambil oleh drone kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan (AI).
2. Bunga Teratai Kerdil Rwanda (Nymphaea thermarum)
Tanaman kedua adalah bunga Teratai Kerdil Rwanda, yaitu bunga lili air terkecil yang ada di alam liar. Bunga ini memiliki diameter bantalan hanya sebesar 1 cm dan diperkirakan telah punah sejak tahun 2008.
Diketahui para ahli hortikultura, Ken Garden, pernah mencoba memperbanyak tanaman ini menggunakan beberapa tanaman yang berhasil diselamatkan. Namun, ia mengalami kesulitan dalam menumbuhkan benihnya. Sementara itu, tanaman induknya dimakan oleh seekor tikus.
Untungnya, upaya untuk menumbuhkan benih di air yang sangat dangkal dengan peningkatan akses ke C02 terbukti berhasil. Sebagai hasilnya, populasi liar yang sebelumnya tidak diketahui berhasil ditemukan di Rwanda pada tahun 2023 dan 2024.
3. The Loneliest Palm (Hyophorbe amaricaulis)
Tanaman ketiga adalah pohon palem Hyophorbe amaricaulis yang mengalami kasus tragis. Tanaman endemik dari Mauritius ini dianggap telah punah hingga tahun 1942 yang kemudian ditemukan di kebun raya.
Sejauh ini telah dilakukan upaya reproduksi dengan cara pemupukan tangan. Namun, sayangnya upaya ini belum membuahkan hasil yang memuaskan. Meskipun tanaman ini berhasil berkecambah, bibit hijau muda hanya tumbuh sekitar tiga bulan sebelum akhirnya mati.
4. Anggrek Hantu (Epipogium aphyllum)
Tanaman keempat adalah anggrek hantu. Pada bulan September 2024, tercatat penampakan kedua anggrek hantu di Inggris sejak tahun 1980-an. Sebelumnya, anggrek hantu telah dinyatakan punah oleh para ilmuwan pada tahun 2009, sebelum akhirnya ditemukan pada bulan September tahun ini.
Anggrek hantu adalah tanaman yang unik karena tidak menumbuhkan daun atau menghasilkan klorofil. Sebagai gantinya, tanaman ini memperoleh nutrisi dari jamur di bawah tanah. Karena keunikannya, lokasi ditemukannya tanaman ini dirahasiakan untuk melindungi tanaman langka tersebut beserta habitatnya.
5. Tiga Raja Kaikomako (Pennantia baylisiana)
Tanaman terakhir adalah Tiga Raja Kaikomako, yang merupakan tanaman endemik Kepulauan Tiga Raja Selandia Baru. Jumlah tanaman ini telah berkurang drastis hingga hanya tersisa satu individu ketika ditemukan pada tahun 1945. Beruntungnya, setelah tujuh dekade mengalami kegagalan, Tiga Raja Kaikomako berhasil dihidupkan kembali melalui stek.
(pal/pal)