Di Kebun Raya Kuningan terdapat sebuah ruangan yang menyimpan aneka jenis anggrek langka. Ragam aneka anggrek langka tersimpan rapih di dalam sebuah bangunan berwarna merah.
Di bagian dalam bangunan itu, terlihat berbagai macam bunga anggrek yang dijejer rapi di beberapa bagian ruangan. Di bagian depan terdapat jenis anggrek langka bernama Anggrek Selop yang berasal dari Jawa Timur.
Memiliki bentuk bunga bulat lonjong dengan bunga yang berwarna pink. Di atas bunganya terdapat sebuah duri dan batang yang berwarna hijau. Diperlukan waktu sekitar 4 tahun agar anggrek selop dapat berbunga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Anggrek Selop ini termasuk anggrek langka, karena bentuknya mirip selop disebutnya anggrek selop. Ini juga salah satu anggrek yang coba kita kembangkan secara massal," ucap Kepala UPTD Kebun Raya Kuningan Dedi.
Tidak jauh dari anggrek selop, terdapat anggrek tebu yang keberadaannya mulai sulit ditemui. Menurut Dedi, langkanya anggrek tebu disebabkan karena proses pertumbuhannya yang lambat.
"Ini anggrek tebu di atas 10 tahun baru bisa berbunga. Dan itu kita coba percepatan dengan kultur jaringan supaya tidak menunggu waktu di atas 10 tahun, supaya kita bisa ambil tunasnya atau daunnya," tutur Dedi.
Anggrek langka selanjutnya adalah Anggrek Pandan yang merupakan anggrek asli dari Gunung Ciremai. Bentuk daunnya mirip daun pandan dengan bunga yang berbintik berwarna merah gelap.
![]() |
Menurut Dedi, salah satu kesulitan untuk merawat anggrek adalah menyesuaikan kondisi lingkungan sesuai dengan anggrek tersebut berasal.
"Anggrek di sini kan anggrek yang hampir punah, susah ditemukan. Susahnya karena ada perbedaan dari habitat awalnya, dari mulai perbedaan cuaca, ketinggiannya, suhu, kita harus menyesuaikan. Kesulitan lainnya itu mengatasi bakteri dan jamur, bisa pada busuk daunnya," tutur Dedi.
Ada dua cara untuk mengembangbiakan tanaman anggrek, pertama secara manual, kedua secara kultur jaringan.
"Kalau secara manual, anaknya atau tunasnya kita pecah atau pisahin. Kalau secara kultur jaringan kita kawinkan di lab, caranya di dalam bunganya kita masukin saja benang sarinya," tutur Dedi.
Anggrek juga merupakan tumbuhan yang rentan terkena bakteri dan jamur. Untuk mengatasi hal tersebut, Dedi menggunakan rendaman kulit bawang. Sedangkan untuk penyuburnya, Dedi menggunakan air cucian beras dan lidah buaya.
![]() |
Selain memiliki bunga yang indah. Anggrek merupakan salah komoditas tanaman yang memiliki harga jual yang cukup tinggi. Biasanya, semakin indah bunganya semakin mahal juga harganya.
"Dari segi bunga, Anggrek lebih indah. Meskipun perawatannya harus bener-bener. Anggrek itu bisa tumbuh lama, tahunan. Dari segi pemasaran potensial. Ada yang nawar buat dijual juga banyak, harganya bisa puluhan ribu sampai puluhan juta, itu kalau anggreknya bunganya bagus kayak Anggrek Bulan itu bisa, atau Anggrek Hitam," tutur Dedi.
Selain anggrek, di dalam ruangan juga terdapat Bunga Bangkai, karena belum tumbuh besar, bunga bangkai masih belum mengeluarkan bau dan bunga yang berbentuk mahkota dengan warna yang merah dan berbintik. Bunga Bangkai tersebut didapatkan langsung dari Kebun Raya Liwa, Kabupaten Lampung, Provinsi Lampung.
"Belum kecium bangkainya, mudah-mudahan di tahun ini, karena di tahun kemarin baru tunasnya saja. Dapat bunga bangkai dari Kebun Raya Liwa," tutur Dedi.
Selain mengoleksi tanaman anggrek langka, Kebun Raya Kuningan juga memiliki koleksi tanaman langka lain, seperti tanaman Saninten atau rambutan hutan.
![]() |
"Tanaman khas Ciremai namanya Saninten atau rambutan hutan. Kenapa fokus di situ, karena persebarannya memang banyak di Gunung Ciremai cuman secara Internasional atau Red List IUCN itu sudah masuk terancam punah. Nah itu yang sedang kita upaya untuk selamatkan," tutur Dedi.
Bagi yang berminat untuk melihat lebih jauh koleksi anggrek dan tanaman langka. Bisa langsung datang ke Kebun Raya Kuningan yang berlokasi di Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Untuk tiket masuknya sebesar Rp 10.000 dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Untuk waktu operasionalnya dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai 16.00 WIB.
(mso/mso)