Luar angkasa merupakan tempat yang ekstrem bagi makhluk hidup di Bumi, termasuk tanaman. Namun, eksplorasi keilmuan tentang luar angkasa mengantarkan tanaman untuk diteliti lebih jauh. Bisakah tumbuh di luar angkasa?
Jawaban singkatnya: iya. Guinness World Record mencatat tanaman pertama yang berbunga di luar angkasa adalah thale cress (Arabidopsis thaliana). Tanaman itu dipelajari di stasiun luar angkasa Salyut-7 Uni Soviet pada 1982.
Thale cress merupakan tanaman berbunga kecil (warna putih) dengan siklus hidup 40 hari, sehingga cocok untuk penelitian. Tanaman ini terus digunakan sebagai penelitian luar angkasa untuk menganalisis panjang gelombang cahaya seperti apa yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan, demikian dilansir BBC Wildlife Magazine.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Tanaman Bisa Tumbuh di Luar Angkasa?
Secara umum, tanaman merespons gravitasi pada tingkat sel, sehingga banyak eksperimen berfokus pada efek gravitasi mikro (lemah). Tanaman luar angkasa ditanam di ruangan khusus di mana suhu, kelembapan, nutrisi, air, oksigen, CO2, dan panjang gelombang cahaya dapat dikontrol dan dimanipulasi.
Dalam hal ini, sentrifugal juga digunakan untuk mensimulasikan kondisi gravitasi mikro. Selain thale cress, tanaman lain yang ditanam di luar angkasa juga ada selada, cukini, bunga matahari, hingga gandum.
Penelitian akan tanaman di luar angkasa bukan semata untuk menguji jenis apa saja yang bisa tumbuh, melainkan untuk mencari potensi sumber makanan bagi astronaut. Sebab, selama ini astronaut di stasiun luar angkasa banyak mengonsumsi makanan kemasan, sehingga menurunkan kualitas dan nutrisi.
Oleh karena itu, NASA terus melakukan uji tanaman ke luar angkasa.
Tantangan Tanaman yang Tumbuh di Luar Angkasa
Seperti yang diketahui, tanaman di bumi bisa tumbuh karena dipengaruhi oleh sinar Matahari, gravitasi bumi, hingga suhu. Di luar angkasa, keadaan yang demikian tidak memungkinkan sehingga menjadi tantangan bagi para ilmuwan.
Dengan tidak adanya gravitasi, tumbuhan menggunakan faktor lingkungan lain, seperti cahaya, untuk mengarahkan dan memandu pertumbuhan. Maka dari itu, ilmuwan membuat ruang atau tempat yang bisa merekayasa kebutuhan tanaman untuk bisa tumbuh.
Mengutip NASA, hal itu bisa dilakukan dengan adanya kumpulan dioda pemancar cahaya (LED) di atas tanaman. Nantinya, kondisi itu akan menghasilkan spektrum cahaya yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Karena tanaman memantulkan banyak cahaya hijau dan menggunakan lebih banyak panjang gelombang merah dan biru, ruangan khusus tanaman biasanya bersinar merah jambu magenta.
Pada proyek yang disebut "Ruangan Veggie", ilmuwan berhasil menanam berbagai macam tanaman, antara lain tiga jenis selada, sawi putih, sawi mizuna, kangkung merah Rusia, dan bunga zinnia.
Meski begitu, ilmuwan masih terus mempelajari tanaman di luar angkasa. Hal ini karena masih ditemukan tantangan seperti tanaman yang sakit, gagal tumbuh, dan seterusnya.
Ilmuwan terus berharap akan bisa mempelajari ruangan yang bisa digunakan untuk pertumbuhan tanaman di luar angkasa. Dengan adanya berbagai jenis tanaman yang bisa tumbuh di luar angkasa, maka akan bisa membantu NASA dan memungkinkan misi jangka panjang dengan lebih baik.
(faz/pal)