Sampah plastik telah mencemari hampir seluruh penjuru bumi. Para ilmuwan sejak lama mencari cara untuk membasmi sampah plastik secara ramah lingkungan. Namun, baru-baru ini ilmuwan menemukan spesies pemakan plastik yang berpotensi membantu mengurangi jumlah sampah plastik.
Studi berjudul Mitogenomic profiling and gut microbial analysis of the newly identified polystyrene-consuming lesser mealworm in Kenya, yang diterbitkan oleh Scientific Report pada September 2023 oleh Evalyne W. Ndotono dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa spesies ulat yang ditemukan di Kenya, Afrika, dapat memakan polistirena dan memecahnya di dalam usus mereka. Bagaimana bisa?
Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan Spesies Ulat Afrika
Seorang ilmuwan dari International Centre of Insect Physiology and Ecology (ICIPE), Evalyne Ndotono, menjelaskan bahwa temuan spesies ulat di Kenya berpotensi membantu memerangi polusi plastik di Afrika maupun secara global.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2021, Afrika merupakan salah satu benua dengan polusi plastik terbanyak kedua di dunia.
Ndotono menambahkan, larva dari ulat bambu kecil merupakan spesies yang berasal dari Afrika dan tersebar luas di seluruh dunia. Larva yang diidentifikasi ke dalam genus Alphitobius ini ditemukan memiliki kemampuan untuk mencerna polistirena dalam usus mereka.
Polistirena adalah jenis plastik berbasis hidrokarbon cair yang berasal dari minyak bumi. Jenis plastik ini sering kali ditemukan pada styrofoam yang digunakan sebagai wadah makanan sekali pakai.
Kendati demikian, Ndotono belum dapat memastikan spesies ulat ini karena diduga memiliki beberapa kesamaan dengan ulat Hongkong. Saat ini, para peneliti sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi spesies ulat tersebut.
"Kami juga akan meneliti mekanisme bakteri pada ulat Hongkong kecil dalam degradasi plastik. Kami ingin memahami apakah bakteri tersebut merupakan bagian dari ulat Hongkong, atau apakah bakteri tersebut merupakan strategi pertahanan yang diperoleh setelah memakan plastik," ujar Ndotono dikutip dari Live Science.
Bagaimana Plastik Dapat Dicerna?
Seorang ilmuwan dari International Centre of Insect Physiology and Ecology (ICIPE), Fathiya Khamis, menerangkan bahwa larva dari spesies ulat ini dapat mengonsumsi hampir 50 persen polistirena.
Khamis menambahkan, tingkat efisiensi makan tersebut bahkan meningkat secara signifikan apabila polistirena dicampur dengan pakan gandum.
Lebih lanjut, bakteri yang terdapat di dalam usus larva membantu mereka memecah plastik. Dalam hal ini, beberapa jenis bakteri yang hidup di usus, seperti Kluyvera, Lactococcus, dan Klebsiella, memiliki peran penting dalam menguraikan polimer kompleks yang terdapat dalam polistirena.
Bakteri-bakteri ini menghasilkan enzim yang mampu mencerna plastik menjadi zat yang lebih sederhana, sehingga larva dapat mencerna plastik tersebut tanpa efek yang berbahaya bagi tubuh mereka.
Menurut Khamis, peningkatan jumlah bakteri atau enzim di dalam usus larva dapat meningkatkan efisiensi pengolahan plastik, tanpa membahayakan larva tersebut.
"Ini adalah pertama kalinya spesies ulat yang merupakan hewan asli Afrika didokumentasikan memiliki kemampuan ini," kata Khamis kepada Live Science.
Dengan demikian, Temuan ini membuka potensi pengolahan plastik secara biologis, dengan mengubah polistirena menjadi protein larva yang dapat digunakan sebagai pakan ternak di masa depan.
(nwy/nwy)