Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Baya melaporkan penemuan jenis aggrek baru di kawasan terpencil Bukit Raya, Kalimantan Tengah. Anggrek baru ini ditemukan di ketinggian 1.320 meter.
Penemuan anggrek diketahui dilakukan secara tidak disengaja. Setelah diamati oleh Yuda R Yudistira dkk selama satu tahun, mereka akhirnya memberi nama spesies ini Bulbophyllum bukitrayaense.
Nama tersebut dicanangkan sebagai penghormatan terhadap lokasi penemuan. Kini, anggrek sudah diakui secara ilmiah dan telah dipublikasikan dalam jurnal internasional pada Mei ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penemuan tersebut telah diakui secara ilmiah dan dipublikasikan dalam jurnal internasional pada tanggal 9 Mei 2025 dengan nama Bulbophyllum bukitrayaense, sebagai penghormatan terhadap lokasi penemuan," tulis keterangan Kementerian Kehutanan, dikutip dari laman resminya, Minggu (24/5/2025).
Ciri-ciri Anggrek Bulbophyllum bukitrayaense
Anggrek jenis ini mempunyai ciri morfologis mirip Bulbophyllum scabrum Vermeulen & Lamp jika dilihat dari permukaan bawah labellum. Tepinya bergelombang dua kali lipat.
Namun, indeks panjang per lebar Bulbophyllum bukitrayaense lebih besar dibandingkan B scabrum Vermeulen & Lamp. Kemudian, permukaan atasnya juga seperempat kasar.
Labellum titik terlebar dalam keadaan tidak mengembang pada setengah panjangnya. Adapun ovarium spesies baru terlihat ditutupi oleh papillosemuriculate indumentum.
Selain itu, spesies ini juga dimiripkan dengan B ovalifolium tapi masih punya perbedaan karena mempunyai labellum yang bentuknya roket. Kemudian, perbedaan lainnya ada pada undulasi tepi yang dekat dengan permukaan bawah labellum.
Bentuk kelopak Bulbophyllum bukitrayaense lonjong dengan indumentum papillosa-muricate di ovarium. Secara ukuran, peneliti mengatakan jenis ini cukup kecil dengan bentuk dan warna yang unik.
Termasuk Jenis Anggrek Paling Beragam di Dunia
Peneliti juga mengungkap soal genus Bulbophyllum. Genus tersebut merupakan genus tumbuhan paling beragam di dunia.
Ada sebanyak 2.000 spesies dari Genus Bulbophyllum Thouars. Di Kalimantan sendiri, ada sebanyak hampir 300 spesies dari genus tersebut.
"Penemuan ini menjadi bukti bahwa ekosistem hutan hujan tropis di Kalimantan masih menyimpan potensi biodiversitas yang luar biasa dan perlu terus dijaga serta diteliti lebih dalam demi pelestarian alam dan warisan hayati bangsa," tulis Kemenhut.
Kementerian Kehutanan menyebut eksplorasi botani semakin banyak dilakukan sejak terbitnya monografi Bulbophyllum of Borneo. Penelusuran terus dilakukan untuk mengungkap keanekaragaman genus terbesar dalam Orchidaceae tersebut.
"Bulbophyllum bukitrayaense bukan sekadar bunga. Ia adalah pengingat bahwa hutan-hutan Kalimantan masih menyimpan keajaiban yang belum terungkap. Semoga penemuan ini mendorong semangat konservasi dan riset biodiversitas Indonesia," tulis postingan @kemenhut.
(cyu/faz)