Peneliti Identifikasi Kemungkinan Ada Kehidupan di Mars Lewat Fosil Purba Ini

ADVERTISEMENT

Peneliti Identifikasi Kemungkinan Ada Kehidupan di Mars Lewat Fosil Purba Ini

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 12 Mei 2024 19:00 WIB
Fosil tumbuhan di Danau Clarkia Amerika Serikat jadi petunjuk baru hadirnya kehidupan di Mars. Mungkinkah?
Fosil tumbuhan di Danau Clarkia Amerika Serikat jadi petunjuk baru hadirnya kehidupan di Mars. Mungkinkah? Foto: RETALLACK, CC BY-SA 4.0/WIKIMEDIA
Jakarta -

Menemukan kehidupan di luar Bumi seperti planet Mars nyatanya masih sangat sulit meskipun teknologi masa kini sudah sangat canggih. Alasannya karena jarak tempuh antara Mars dan Bumi atau planet lain dengan Bumi dan para ilmuwan tidak yakin tentang apa yang harus mereka cari terlebih dahulu.

Untuk itu, ahli astrobiologi memulai proses pencarian informasi terkait kehidupan di luar Bumi dengan cara yang berbeda. Seperti mengetahui secara pasti bagaimana dan kapan awal Bumi dihuni oleh makhluk hidup.

Menjawab hal tersebut, mereka melakukan identifikasi di berbagai situs fosil. Salah satunya, Situs Fosil Miosen Tengah Clarkia di bagian utara Idaho, Amerika Serikat yang memuat sisa-sisa kehidupan masa lalu dan memberikan gambaran sekilas tentang sejarah Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenggelam di Dasar Danau Clarkia

Mengutip laman Atlas Obscura, sekitar 16 juta tahun lalu aliran lava di tempat yang kini menjadi Clarkia, Idaho membendung saluran air yang ada di daerah tersebut. Akibatnya tercipta danau di lembah sempit dan curam.

Namun, danau itu saat ini sudah mengering. Sehingga menampilkan banyak sedimen yang dahulu tenggelam di dasar danau. Sedimen ini berisi sisa-sisa fosil dan biogeokimia yang kemudian direkonstruksi oleh tim peneliti pimpinan Hong Yang dan Qin Leng.

ADVERTISEMENT

Kedalaman danau Clarkia dinilai kondisi sempurna untuk melindungi sisa-sisa mikroba, tumbuhan, dan hewan lain yang jatuh ke dasar danau. Faktanya, sedimen itu kini terawetkan dengan sangat baik sehingga beberapa daun yang telah menjadi fosil masih memperlihatkan warna mereka meski sudah tenggelam jutaan tahun lalu.

Sedimen ini mengandung serangkaian biomarker kuno atau sebuah senyawa/golongan senyawa yang dapat mengungkap bagaimana organisme dan lingkungannya hidup di masa lalu.

Situs fosil Clarkia sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1972. Sejak saat itu banyak tim peneliti menggunakan teknologi mutakhir mereka untuk menganalisis berbagai biomarker kuno tersebut.

Hasilnya ditemukan lignin (jaringan pendukung struktur tanaman), lipid (lemak dan lilin), DNA hingga asam amino di fosil-fosil tersebut. Melalui hal ini para peneliti mampu memahami asal usul, sejarah, dan faktor lingkungan yang menjadi penyebab tanda-tanda biologis tersebut terpelihara dengan baik.

Lebih jauh, peneliti juga memprediksi potensi pelestarian bahan organik di endapan danau purba di Mars.

Danau Purba di Mars: Kawah Jazero

Pada tahun 2021, Mars Perseverance Rover mendarat di atas endapan danau purba di Mars bernama Kawah Jazero. Jazero adalah kawah tumbukan meteorit yang diyakini pernah dibanjiri air.

Sehingga kehidupan mikroba mungkin pernah hadir di sana dan biomarkernya mungkin ada di dasar danau saat ini. Oleh karena itu, Perseverance mengebor permukaan kawah untuk mengumpulkan sampel yang mungkin berisi tanda-tanda kehidupan purba di Mars. Namun, sampel itu diperkirakan akan kembali ke Bumi pada tahun 2033.

Danau Clarkia dan Kawah Jazero dinilai memiliki kemiripan. Endapan dua danau kuno ini sama-sama berasal dari batuan basaltik yang kaya silika. Batuan ini hanya bisa terbentuk di iklim dengan suhu dan kelembaban tinggi serta atmosfer yang kaya akan karbon dioksida.

Penelitian di Carkia menghasilkan fakta bila kondisi tersebut berhasil melestarikan biomarker mikroba yang ada di dasar danaunya. Karena memiliki situasi serupa, hal ini mungkin terjadi di Kawah Jazero.

Sampel yang dikumpulkan Perseverance akan berisi sejarah geologi iklim yang sangat bermanfaat untuk mengetahui kehidupan di Mars. Untuk menunggu sampel itu tiba, para peneliti menetapkan kriteria untuk otentikasi biomolekuler.

Hal ini menjadi cara untuk mencari tahu apakah biomarker kuno di Bumi sama dengan yang ada di Mars. Langkah awalnya adalah dengan mempelajari biomarker dari fosil daun dan sedimen Clarkia.

Selanjutnya, mereka akan mengembangkan eksperimen laboratorium menggunakan simulasi Mars. Fosil Clarkia akan mensimulasikan sifat kimia dan fisik sedimennya apakah mirip dengan yang ada di danau Kawah Jazero atau tidak.

Tapi hal ini baru bersifat simulasi, keputusan akhir tentang apakah di Mars ada kehidupan atau tidak akan dikembangkan usai sampel Perseverance Rover kembali ke Bumi.




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads