Penemuan Abu Vulkanik Ungkap Tanda Kehidupan di Mars

Kabar Internasional

Penemuan Abu Vulkanik Ungkap Tanda Kehidupan di Mars

Cicin Yulianti - detikJabar
Rabu, 08 Jan 2025 00:30 WIB
Mars the red planet black background
Ilustrasi Mars. Foto: Getty Images/iStockphoto/Martin Holverda
Jakarta -

Sebuah penelitian terbaru mengungkap adanya abu vulkanik di permukaan Mars. Temuan ini diduga menjadi bukti adanya aktivitas gunung berapi eksplosif pada masa lampau di planet merah tersebut.

Mengutip dari detikEdu, peneliti mengidentifikasi puing-puing bebatuan yang terlihat dari satelit yang mengorbit Mars. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa batuan tersebut terbentuk dari abu vulkanik hasil letusan gunung berapi.

"Kemungkinan besar puing-puing itu berasal dari gunung berapi yang sangat eksplosif yang melontarkan abu tinggi ke atmosfer dan menempuh jarak yang sangat jauh sebelum mencapai lokasi ini," ujar Emma Harris, peneliti dari Museum Sejarah Alam di London, dikutip dari Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelusuran Batuan Gelap di Mars

Hingga kini, para peneliti terus berupaya menguak misteri batuan gelap tersebut. Mereka menduga, jika lapisan batuan ini menutupi mineral tertentu di bawahnya, hal itu dapat menjadi petunjuk keberadaan tanda-tanda kehidupan purba di Mars.

Untuk memetakan area ini, para peneliti menggunakan data dari satelit Context Camera milik Mars Reconnaissance Orbiter. Satelit ini telah menjalankan misinya sejak 2006 untuk mencari bukti keberadaan air di Mars. Wilayah yang dipelajari mencakup area seluas 50.000 kilometer persegi.

ADVERTISEMENT

"Penjelasan yang mungkin untuk lokasi bebatuan ini adalah bahwa naiknya air tanah dari dalam kerak bumi pernah mengisi dasar kawah tumbukan ini," kata Harris.

Ia menambahkan, abu vulkanik yang jatuh ke wilayah tersebut kemungkinan menjadi lebih lengket dan akhirnya mengeras. Sementara itu, abu yang jatuh di area sekitarnya kemungkinan tertiup angin sehingga tidak terawetkan dengan baik.

Misi Oxia Planum dan Eksplorasi Lebih Lanjut

Misi penelitian ini dinamakan Oxia Planum. Misi lanjutan telah direncanakan menggunakan rover ExoMars Rosalind Franklin, yang dijadwalkan mendarat pada tahun 2028. Rover ini akan mengebor permukaan Mars hingga kedalaman dua meter untuk mengumpulkan sampel batuan yang kemudian akan dianalisis di laboratorium.

Awalnya, NASA ikut bergabung dalam misi ini pada tahun 2024. Namun, karena kendala anggaran, NASA memutuskan mundur dari proyek tersebut.

Target utama misi ini adalah menganalisis batuan purba Mars untuk memastikan keberadaan tanda-tanda kehidupan. Meski demikian, Harris menegaskan bahwa jika kehidupan pernah ada di Mars, hal itu terjadi pada masa yang sangat lampau.

"Jika kehidupan pernah ada di Mars, itu pasti sudah sangat lama karena planet ini gersang dan cukup tidak aktif selama tiga miliar tahun terakhir. Jadi kami ingin mengamati bebatuan sebelum periode ini untuk melihat apakah ada jejak air atau kehidupan mikroba," tuturnya.

Penelitian ini menjadi langkah penting dalam mengungkap sejarah geologis Mars dan potensinya sebagai planet yang pernah mendukung kehidupan mikroba.

Artikel ini telah tayang di detikEdu.

(cyu/sud)


Hide Ads