Bagaimana cara Bumi bisa layak huni selama miliaran tahun? Hasil penelitian menunjukkan, Bumi bisa layak huni berkat siklus biogeokemia yang bantu planet ini tetap beriklim sedang, punya air, dan berkembang.
Pada siklus biogeokimia Bumi, siklus elemen antara samudra, atmosfer, dan daratan bantu iklim tetap stabil. Para peneliti dari University of Chicago, Rice University, dan California Institute of Technology mendapati, ada hubungan tertentu yang terjadi antarsiklus kimia.
Peneliti menjelaskan, faktor kunci Bumi tetap layak huni hingga kini yaitu adanya siklus kimia. Pada siklus ini, unsur-unsur seperti karbon, belerang, dan kalsium berpindah antara daratan, lautan, dan atmosfer. Mereka berpendapat perpindahan karbon antara lautan, atmosfer, dan daratan bantu menjaga suhu Bumi sehingga tetap layak huni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, karbon dioksida menumpuk di atmosfer menyebabkan batuan terurai lebih cepat, sehingga memindahkan karbon ke laut dan dasar laut. Dalam kurun jutaan tahun, planet mendingin seiring karbon terisap dari atmosfer.
Bantu Bumi Tidak Ekstrem
Peneliti Preston Cosslett Kemeny, postdoctoral fellow dari University of Chicago TC Chamberlain menjelaskan, siklus ini bantu membuat iklim Bumi tidak seekstrem planet lain. Ketika planet tetangga seperti Mars dan Venus tidak punya air berbentuk cairan, Bumi tetap punya selama miliaran tahun.
"Iklim itu bisa distabilisasi selama waktu geologis dengan pengaruh pergerakan elemen di samudra, atmosfer, dan sumber batuan," kata Kemeny, dilansir dari laman UChicago.
Peneliti menjelaskan, pendekatan mereka untuk lebih fokus pada unsur-unsur dapat bantu mengidentifikasi semua kombinasi reaksi besar dan kecil yang menyeimbangkan siklus karbon Bumi dan hubungannya. Dari sudut pandang iklim, iklim Bumi dapat diwakili oleh persamaan kimia yang saling berhubungan dan seimbang selama periode tertentu.
"Secara keseluruhan, kami berharap ini adalah cara yang bagus untuk membantu memahami semua unsur kimia yang terlibat dalam menjadikan Bumi tempat yang aman bagi kehidupan untuk berevolusi," kata peneliti Clara BlΓ€ttler.
(twu/twu)