Peneliti Ini Mempelajari Kehidupan Multietnis Lewat Kartun Upin & Ipin

ADVERTISEMENT

Peneliti Ini Mempelajari Kehidupan Multietnis Lewat Kartun Upin & Ipin

ilham fikriansyah - detikEdu
Senin, 16 Des 2024 08:00 WIB
Upin & Ipin
Upin & Ipin. Foto: Instagram @upinipinofficial
Jakarta -

Upin & Ipin merupakan serial kartun anak-anak yang populer di Indonesia. Salah satu alasan kenapa kartun ini begitu digemari karena karakter Upin, Ipin, dan teman-temannya yang seru.

Lalu, serial kartun asal Malaysia ini juga membawakan cerita ringan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tak hanya lucu, tapi juga banyak pesan moral yang diambil dari setiap episode di Upin & Ipin.

Hal tersebut yang membuat seorang peneliti dari Indonesia mempelajari kehidupan multietnis lewat kartun Upin & Ipin. Bagaimana hasilnya? Simak dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengulik Kehidupan Multietnis Lewat Kartun Upin & Ipin

M. Endy Saputro, seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), melakukan penelitian terhadap kartun Upin & Ipin. Penelitian tersebut ditulis dalam judul "Upin & Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur, dan Dekomidifikasi" tahun 2011.

Penelitian itu menggambarkan kehidupan multietnis yang bisa dijadikan bahan edukasi bagi penontonnya. Ia juga menjabarkan bagaimana industri film Malaysia dapat menampilkan kehidupan multietnis warganya lewat sebuah kartun.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitiannya, peneliti melakukan metode etnografi visual terhadap empat musim serial Upin & Ipin. Analisisnya berisi tentang kelas sosial, karakter sosial, keragaman, poskolonial, dan angan modernitas.

Lalu, peneliti juga menganalisis citra keragaman serial. Setelah dilakukan pengkajian, peneliti menyimpulkan ada dua alasan kenapa kartun Upin & Ipin dirilis.

Pertama, Upin & Ipin adalah respons atas kegagalan animasi-animasi Malaysia sebelumnya yang tidak dapat memberikan sajian kartun berkualitas tinggi. Kedua, faktor pasar animasi global yang berpengaruh di negara-negara asia, termasuk Malaysia.

Setelah itu, peneliti kemudian menjabarkan bagaimana kartun Upin & Ipin dapat menunjukkan kehidupan multietnis kepada penonton. Semua bisa dilihat dari komposisi penduduk yang tinggal di Kampung Durian Runtuh, yakni daerah yang menjadi latar tempat serial Upin & Ipin.

Dari perspektif semiotika, nama 'Durian Runtuh' mempresentasikan sebuah penantian atas rezeki. Dalam peribahasa Indonesia, menunggu durian runtuh artinya menunggu rezeki datang dari arah tak terduga.

Lebih lanjut, peneliti menjelaskan adanya keberagaman etnis di Kampung Durian Runtuh yang terdiri dari etnis Melayu, India, dan Cina. Penggambarannya ditunjukkan lewat warna kulit dan mata, pakaian, dialek bahasa, dan simbol identitas lainnya.

Orang-orang yang termasuk etnis Melayu antara lain Upin, Ipin, Opa, Kak Ros, Tok Dalang, Cik Gu Jasmin, Sally/Saleh, Zul, Ijat, Fizi, dan Mail. Lalu ada etnis Cina yang digambarkan oleh karakter Mei Mei dan Uncle Ah Tong.

Kemudian, ada juga karakter yang menggambarkan etnis India, yakni Raju, Jarjit, dan Uncle Muthu. Di luar etnis tersebut, peneliti juga menyebut ada tokoh yang menggambarkan campuran etnis, misalnya Ehsan (Cina-Melayu).

Pengenalan karakteristik etnis di kartun Upin & Ipin juga bisa dilihat juga dari profesinya. Pada umumnya, etnik Melayu rata-rata bekerja sebagai pegawai, peternak, dan pedagang.

Beberapa contoh profesi etnik Melayu digambarkan oleh ayah Ehsan sebagai pegawai, Cik Gu Jasmin sebagai guru, Tok Dalang sebagai peternak dan petani buah, dan Kak Ros yang menjual ayam goreng.

Sementara itu, etnis Cina digambarkan oleh Uncle Ah Tong yang berprofesi sebagai penjual dan pembeli barang bekas. Kemudian profesi dari etnis India digambarkan oleh Uncle Muthu, seorang pemilik kedai makanan yang menjual berbagai masakan.

Turut Menggambarkan Toleransi Antar Agama

Kartun Upin & Ipin tak hanya menyajikan kehidupan masyarakat dari berbagai suku dan budaya, tapi juga saling toleransi antar agama. Nilai tersebut ditunjukkan pada Harmoni Raya atau Hari Raya Idul Fitri di Kampung Durian Runtuh.

Karakter yang menganut Islam memaknai puasa Ramadhan sebagai ibadah untuk mendapatkan keberkahan dan pahala. Lalu, Mei Mei yang digambarkan sebagai karakter non-muslim turut merayakan keseruan Ramadhan lewat sajian kue-kue lezat dan lainnya.

Nilai toleransi semakin terasa erat ketika terdapat salah satu adegan yang menampilkan Upin & Ipin serta kawan-kawannya saling bersilaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri. Dalam momen itu, temannya bernama Raju yang non-muslim juga ikut berkeliling.

Demikian hasil penelitian mengenai kehidupan multietnis lewat kartun Upin & Ipin. Apakah detikers termasuk penonton setia kartun ini?




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads