Mengapa Kita Mudah Percaya Apa Kata Orang meski Bukan Fakta? Ini Kata Psikolog

ADVERTISEMENT

Mengapa Kita Mudah Percaya Apa Kata Orang meski Bukan Fakta? Ini Kata Psikolog

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Rabu, 20 Mar 2024 19:00 WIB
Ilustrasi bergosip, gosip, rumor, hoax, bohong, kebohongan, misinformasi, disinformasi
Foto: iStock/4FR/Ilustrasi percaya hoax
Jakarta -

Salah satu fenomena yang banyak ditemukan era digital sekarang ini adalah mudanya percaya terhadap informasi yang berasal dari seseorang, tanpa lebih dulu membuktikan informasi tersebut. Pernahkah detikers menemuinya?

Faktanya, hal ini sudah umum terjadi. Arus informasi yang bebas di internet termasuk di media sosial membuat semua orang bisa menyebarkan informasi atau berita. Di sisi lain, apa yang mereka sebarkan cenderung mudah dipercaya tanpa dicek kebenaran atau keakuratan informasi tersebut.

Media sosial tidak memiliki batasan atau sensor untuk mengetahui mana yang berita palsu (hoax) dan mana berita atau informasi yang dapat dipercaya. Hal ini membuat semua orang bisa percaya terhadap perkataan orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebiasaan ini juga dapat ditemukan di kehidupan nyata. Ketika satu orang mendengar satu berita dan lebih dulu percaya, alih-alih melakukan cek kebenarannya.

Lantas mengapa manusia dapat mempercayai informasi yang belum terbukti fakta?

ADVERTISEMENT

Pengaruh Hubungan Emosional

Dikutip dari BBC Science Focus, rupanya hal ini berkaitan dengan emosional yang dimiliki manusia. Seperti yang diketahui bahwa, kemampuan manusia dalam berpikir secara rasional dan analitis sejatinya menghabiskan banyak energi dan usaha dan hal tersebut bisa menjadi aktivitas yang cukup menyulitkan.

Bagi manusia, sistem yang lebih baik dalam otak adalah membentuk memori dan pembelajaran tergantung dengan emosi, alam bawah sadar, dan naluri.

Apabila peristiwa itu merangsang emosi maka semakin mudah untuk disimpan dan diingat, dibandingkan dengan ketika menemukan data dan fakta yang objektif.

Itulah mengapa ketika sekolah, kita lebih mengingat tentang bagaimana peristiwa yang berhubungan dengan emosi seperti pertemanan, jatuh, ataupun peristiwa lainnya, dibandingkan dengan materi yang diajarkan di kelas seperti materi matematika, dan sejarah.

Seorang ahli saraf dan penulis, Dean Burnett, mengatakan bahwa memori yang berkaitan dengan pengalaman emosional dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar kita.

"Melalui aktivitas bersama orang lain, akan membentuk empati dan informasi yang dikumpulkan dari orang lain, dan kita dapat memproses wajah, bahasa, ucapan, dan masih banyak lagi," ucapnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa sumber informasi yang diambil seseorang dari orang lain berkaitan dengan hubungan emosional yang ada.

Pengaruh Teknologi terhadap Kebiasaan Mempercayai Informasi

Tak bisa dipungkiri, teknologi memajukan peradaban manusia sekaligus memberi dampak yang tak terlihat dalam kebiasaan manusia. Termasuk tidak melakukan penyaringan informasi.

Teknologi telah membuat manusia terbiasa mendengarkan orang lain melalui konten-konten yang disajikan seperti dari podcast, instagram, ataupun lainnya. Pada akhirnya, kita telah berevolusi untuk menerima informasi dengan lebih mudah ketika informasi tersebut diberikan oleh orang lain kepada kita.

Hal ini masuk akal karena, lebih mudah diproses informasinya. Namun apakah informasi tersebut benar-benar masuk akal dan bisa dipercaya? Sayangnya manusia tidak terlalu peduli apakah informasi tersebut bohong atau memang berdasarkan fakta yang ada.

Menurut Burnett, terdapat manusia bertipe skeptis yang sering berkata bahwa "fakta tidak peduli dengan perasaan anda". Hal ini memang benar, tetapi sebaliknya, perasaan juga tidak peduli dengan fakta.

Dalam hal ini, perasaan memiliki lebih banyak peran terhadap apa yang kita pikirkan dan yang kita lakukan dalam sehari-sehari.

Jadi, itulah mengapa seseorang yang banyak muncul di media sosial, televisi, hingga komunitas lebih banyak dipercaya dibandingkan dengan hasil penelitian yang telah dipublikasi dan jelas kebenarannya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads