Jari-jari manusia biasanya akan berkerut saat terlalu lama terendam air. Namun, apa alasannya?
Saat terlalu lama berenang atau berendam di air, jari-jari kita akan mengerut. Kerutan itu baru akan hilang setelah dibiarkan mengering.
Tapi, mengapa jari kita mengerut saat basah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Jari Berkerut Saat Basah
Rupanya, air yang merembes ke jari kita akan mengurangi konsentrasi garam di lapisan luar kulit. Serabut saraf memberi tahu otak tentang perubahan kondisi kulit ini, yang kemudian memicu retraksi pembuluh darah otomatis tubuh.
Ketika menyusut, pembuluh kulit kecil ini menyeret permukaan organ terbesar kita ke bawah. Karena itu, jari tangan dan kaki yang tadinya halus menjadi mengerut, bertekstur lebih kasar seperti buah prem.
"Pembuluh darah tidak banyak mengubah posisinya. Mereka bergerak sedikit, tetapi dibandingkan dengan pembuluh darah lainnya, mereka cukup statis," jelas insinyur biomedis Guy German dari Universitas Binghamton di New York dalam Science Alert, dikutip Jumat (16/5/2025).
Jari berkerut juga bukan sekadar efek samping yang kebetulan. Perubahan ini menciptakan keuntungan yang dalam kondisi basah. Alur dan tonjolan sementara pada kulit membuat kemampuan 'menggenggam' pada jari kaki dan tangan lebih baik, memudahkan kita untuk berjalan atau memegang benda yang basah kuyup.
Orang dengan Kerusakan Saraf Tidak Mengalami Ini
Awalnya, diasumsikan pembengkakan menyebabkan kulit yang basah menjadi keriput. Namun, sebuah penelitian pada 2016 mengungkapkan kulit perlu membengkak setidaknya 20 persen agar hal itu terjadi. Terlebih lagi, penelitian sebelumnya menemukan orang dengan kerusakan saraf tidak mengalami kerutan pada jari.
"Kami telah mendengar bahwa kerutan tidak terbentuk pada orang yang mengalami kerusakan saraf median di jari-jari mereka," kata German.
"Salah satu siswa saya memberi tahu kami, 'Saya mengalami kerusakan saraf median di jari-jari saya.' Jadi kami mengujinya, tidak ada kerutan!" ungkapnya.
(nir/twu)