Puisi Rakyat: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Puisi Rakyat: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Contohnya

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Jumat, 15 Mar 2024 07:00 WIB
pantun
Ilustrasi murid membawakan pantun yang merupakan jenis puisi rakyat di depan kelas Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Puisi rakyat adalah satu karya sastra yang harus detikers lestarikan, karena puisi rakyat sangat melekat di kehidupan sebagai seni maupun sejarah, yang memiliki pesan moral, agama, dan budi pekerti.

Di sekolah, detikers pasti mengetahui kalau puisi rakyat terdapat dalam materi Bahasa Indonesia. Nah berikut penjelasan lengkap puisi rakyat yang bisa detikers pelajari!

Pengertian Puisi Rakyat

Dikutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat, puisi rakyat adalah karya sastra yang di dalamnya terdapat beberapa jenis bait dan juga baris. Menggunakan kata yang indah dengan berdasarkan tema yang dibahas oleh penulis puisi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata-kata dari teks puisi rakyat memiliki makna yang kuat, juga memiliki perasaan dan emosi yang ingin disampaikan oleh penulis pada sebuah teks puisi rakyat.

Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang dilihat dari segi beragam bentuk, terdiri atas beberapa kalimat yang ada, berdasarkan panjang/pendek suku kata, lemahnya tekanan suara atau berdasarkan irama.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Puisi Rakyat

Berikut ciri-ciri puisi rakyat, yaitu:

  1. Pengarang puisi rakyat biasanya tak dikenal namanya.
  2. Disampaikan lewat mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.
  3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima

Adapun aturan-aturan penulisan dalam puisi rakyat, yaitu:

  1. Jumlah kata dalam 1 baris
  2. Jumlah baris dalam 1 bait
  3. Persajakan (rima)
  4. Banyak suku kata tiap baris
  5. Irama

Jenis-jenis Puisi Rakyat

Mengutip dari laman Kemdikbud, terdapat 3 jenis puisi rakyat yaitu gurindam, pantun, dan syair. Berikut penjelasannya:

1. Gurindam

Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti "mula mula" atau "perumpamaan". Gurindam erat kaitannya dengan nilai agama dan moral.

Gurindam memiliki ciri khas penulisan dengan satu bait terdiri atas dua baris, setiap baris memiliki jumlah suku kata sekitar 10-14 kata, memiliki rima A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.

Memiliki satu kesatuan yang utuh, dengan baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian, dan baris kedua adalah jawaban atau isi dari gurindam. Isi gurindam tersebut biasanya berisi nasihat, kata-kata mutiara, atau filosofi hidup

2. Pantun

Pantun adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri khas, yaitu terdapat sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama yang berkaitan dengan alam, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi dan merupakan tujuan pantun tersebut.

Adapun ciri-ciri dari pantun yaitu, tiap baik terdiri dari 4 baris atau 4 larik, tiap baris terdiri dari 4-12 suku kata, baris pertama adalah sampiran dan baris kedua adalah isi, rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.

3. Syair

Syair berasal dari persia yang dibawa masuk ke nusantara, bersamaan dengan masuknya islam ke Indonesia. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi'ir atau syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari".

Syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.

Ciri-ciri syair yaitu, setiap bait terdiri dari empat baris, setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata, bersajak a-a-a-a, semua baris adalah isi, dan bahasa yang digunakan biasanya kiasan.

Contoh Puisi Rakyat

Berikut contoh masing-masing puisi rakyat pada gurindam, pantun, dan syair:

  • Contoh Gurindam

Fikir dahulu sebelum berkata,

Supaya terelak silang sengketa.

Apabila anak tidak dilatih,

Jika besar bapaknya letih.

Apabila orang mudah mencatat,

Pekerjaan itu membuat sesat.

  • Contoh Pantun

Buah rambusa masak sebuah,

kalau dimakan manis rasanya

Nona yang berbaju merah,

sudahkah ada yang punya?

Pagi-pagi makan kuaci,

jangan dimakan dengan kulitnya.

Bagaimana pula kau ini,

satu tambah satu masa tak bisa.

Elok rupanya kumbang janti,

dibawah itik pulanglah petang.

Tidak terkata besar hati,

melihat ibu sudah datang.

  • Contoh Syair

Dengarkan tuan kisah bermula

Citranya ratu dahulu kala

Saban dari batara kala

Negeri besar tidak bercela

Nama negerinya Cempaka Jajar

Tahta kerajaan amatlah besar

Tidak terbilang rakyat dan laskar

Segenap negeri kedengaran khabar

Berapa banyak menteri dimati

Takluk kepada ratu yang sakti

Datang menghadap tidak berhenti

Sebilang tahun menghantar upeti

Beberapa raja-raja yang bermahkota

Nunduk hidmat ke bawah tahta

Menghantarkan putrinya emas dan harta

Sekalianlah di bawah titah Sang Nata.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads