Talibun adalah salah satu bentuk sastra lama atau puisi lama yang mirip dengan pantun. Namun memiliki jumlah larik yang lebih banyak dibandingkan pantun dalam satu bait.
Para peneliti sastra menyebutkan ide munculnya talibun karena pantun yang terdiri atas 4 larik dalam 1 bait dirasakan kurang untuk mengungkapkan satu kesatuan ide.
Karena itu, talibun dapat disebut perluasan dari pantun dan bisa disebut sebagai pantun panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puisi talibun biasanya mengangkat tema-tema yang mengisahkan kebesaran atau kehebatan seseorang atau suatu tempat, keajaiban suatu benda atau peristiwa, serta bida juga berisi pantun yang berkaitan dengan adat, agama, atau nasihat.
Pengertian Talibun
- E. Kosasih dalam Apresiasi Sastra Indonesia, talibun adalah pantun yang memiliki susunan terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya terdiri atas sampiran dan isi.
- Ndang Sudaryat : talibun adalah bentuk pantun yang satu bait terdiri atas enam atau delapan baris, setengah bait merupakan sampiran dan setengahbait berikutnya merupakan isi. Talibun bersajak abc//abc atau abcd//abcd.
- N.S. Utami : talibun adalah bentuk puisi lama yang berbentuk seperti pantun dan jumlah baitnya selalu genap anatra 6 sampai 20 baris. Talibun terdiri dari sampiran dan isi. Setengah dari jumlah baris pertama dari keseluruhan adalah sampiran dan setengah berikutnya adalah isi. Bersajak abcd-abcd, aab-aab, atau abcde-abcde.
Ciri-Ciri Talibun
Menurut buku Pantun dan Puisi Lama Melayu karya Eko Sugiarto serta Mengenal Lebih Dekat "Puisi Rakyat" oleh Sri Khairani dkk terdapat delapan ciri talibun sebagai berikut:
- Jumlah larik tiap bait selalu genap seperti 6,8,10,12, dan seterusnya. Paling populer 6 dan 8 larik.
- Setengah larik awal talibun adalah sampiran, setengah akhir merupakan isi
- Merupakan sejenis puisi bebas
- Ada beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
- Isinya berdasarkan sesuatu yang diceritakan secara terperinci
- Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita Menggunakan puisi lain (pantun / syair) dalam formasinya
- Gaya bahasa yang luas dan lumrah (pengandian terhadap bahasa berirama seperti pengulangan dan lain-lain)
- Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
- Merupakan bahan penting dalam mengkaryaan cerita penglipur lara
Fungsi Talibun
Sesuai tema talibun disesuaikan fungsi talibun tersebut, disetujui seperti:
- Mengisahkan kebesaran kehebatan suatu tempat dan lainnya.
- Mengisahkan misteri sesuatu benda / peristiwa
- Mengisahkan kehebatan / kecantikan seseorang
- Mengisahkan kecantikan seseorang
- Mengisahkan kelakuan dan sikap manusia
- Mengisahkan penanganan di masa lalu
- Mengisahkan seperti peperangan pada masa lalu
Contoh Talibun
Berikut beberapa contoh talibun yang dirangkum dari berbagai sumber:
Contoh 1 Talibun enam baris
Selasih di rimba Jambi
Rotan ditarik orang pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami
Mendaki bukit tempurung
Menurun ke tanjung lalang
Membawa rotan dua lembar
Kami mendengar berita burung
Bunga larangan sudah menghilang
Kumbang mana yang mengambilnya
Contoh 2
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Pasir bulan dalam perahu
Berlabuh tentang batu bara
Berkiawan lalu ke tepian
Ketika menghadap kemudinya
Kasih tuan hambalah tahu
Bagai orang menggenggam bara
Rasa hangat dilepaskan
Begitu benar malah kiranya
Contoh 3
Talibun sepuluh baris
Ditatah sarat bunga kondai
Bertikam berhulu gading
Terang bertirai sutra
Bersulam bersuji manik
Rendah beri berturab
Kebesaran basa nan empat balai
Tuan Pagi di padang ganting
Tuan Indomo di Suroso
Datuk Machudun di Si Manik
Bendahara di sungai Tarab
Contoh 4
Saudara JAUH Datang berkunjung sebagai Tamu
Selayaknya pula tuan rumah sibuk menjamu
Tamu Dari JAUH Datang mebawa oleh-oleh bak upeti
Berbuat baiklah ditunjukan kepada orangutan tuamu
JUGA Terhadap Saudara-saudaramu
Agar Engkau Menjadi Manusia Yang tau adat Dan budi pekerti
Contoh 5
Buah nangka manis Rasanya tak enak getahnya
Berduri-duri namun tak Tajam nan Lembut luarnya
Susahlah payah pak Petani Menanam buah nangka
Maka Dari itulah Jangan Kau Buang sia-sia
Janganlah Engkau berbuat Jahat ditunjukan kepada Sesama
Niscaya Balasan Berat Yang Engkau terima Dari Yang Maha Kuasa
Di akhirat Diambil dari Dunia ke Dalam
pun dunia akan dikirim ke sengsara
Contoh 6
Berburu Mengejar menjangan DENGAN Busur ungu
Menjangan lari Tunggang langgang Melihat hal garangnyan Pemburu
Pemburu yang lain using sebapan berlaras
Berharap dapatkan tumpukan daging menjangan
Berharap Malam Nanti DAPAT Menikmati daging menjangan Yang Guruh nan kenyal
Kejarlah akhiratmy seperti Engkau Mengejar buruanmu
Kejarlah Duniamu seperti Engkau Mengejar mangsamu
Mencari Google Artikel Begitu Engkau akan hidup. dengan selaras
Antara Duniawi dan Ukhrowi yang dianaktirikan
Semua untuk kebahagiaan yang hakiki dan kekal
Contoh 7
ak alu sebesar ini,
alu tertumbuk di tebing,
kalau tertumbuk di pandan,
boleh ditanami tebu.
Tak malu sebesar ini,
malu tertumbuk di kening,
kalau tertumbuk di badan,
boleh ditutup dengan baju.
Contoh 8
Kalau pandai berkain panjang,
lebih baik kain sarung,
jika pandai memakainya.
Kalau pandai berinduk semang,
lebih umpama bunda kandung,
jika pandai membawakannya.
Contoh 9
Kalau anak pergi ke pekan,
yu beli belanak pun beli,
ikan panjang beli dahulu.
Kalau anak pergi berjalan,
ibu cari sanak pun cari,
induk semang cari dahulu.
(pal/pal)