Parikan merupakan salah satu karya sastra dalam Bahasa Jawa berupa pantun. Biasanya, parikan berisi nasihat dan humor khas masyarakat Jawa. Simak pengertian parikan, ciri-ciri, hingga contohnya.
Seperti halnya pantun dalam bahasa Indonesia, parikan juga memiliki sampiran dan isi. Ada parikan yang terdiri empat gatra (kalimat), namun ada juga yang hanya terdiri daru dua gatra (kalimat).
Secara umum, parikan terdiri dari dua jenis dengan fungsi yang berbeda, yaitu parikan pitutur yang fungsinya sebagai nasihat dan parikan peseman yang fungsinya sebagai hiburan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Parikan
Dikutip dari buku 'Parikan Pantun Jawa' (2011) oleh Koeslah Soebagyo Toer, parikan adalah salah satu jenis puisi tradisional yang populer di masyarakat Jawa.
Parikan memiliki dua unsur fundamental, yakni sampiran dan isi. Sampiran adalah bagian pertama yang merupakan wadah. Sementara, bagian isi merupakan bagian kedua yang menjadi pelengkap parikan.
Keduanya disebut sebagai 'loro-loroning atunggal' atau 'dwitunggal'. Artinya, yang satu mustahil ada tanpa yang lain dan sebaliknya. Kehadiran parikan baru akan sah, jika keduanya saling melengkapi dan memenuhi fungsinya sebagai karya seni yang indah.
Parikan terdiri dari dua jenis. Pertama, adalah pitutur atau parikan Jawa yang isinya berupa nasihat dan amanah untuk orang lain. Sementara, yang kedua adalah peseman, yakni parikan Jawa yang berfungsi sebagai guyonan (candaan).
Ciri-ciri Parikan
Berikut adalah ciri-ciri parikan alias pantun Jawa yang membedakannya sengan karya sastra Jawa lainnya:
- Terdiri atas dua baris (parikan tunggal) atau empat baris (parikan ganda). Baris dalam parikan disebut sebagai gatra.
- Masing-masing gatra dalam parikan terdiri atas dua potongan (pedhotan).
- Masing-masing potongan (pedhotan) tesebut terdiri dari empat suku kata (wanda).
- Pada parikan dua gatra (tunggal), gatra pertama adalah sampiran dan gatra kedua adalah isi. Sementara, pada parikan empat gatra (ganda), dua gatra pertama adalah sampiran dan dua gatra kedua adalah isi.
- Memiliki sajak silang a-b untuk parikan tunggal dan a-b-a-b untuk parikan ganda.
Contoh Parikan
Masih mengutip buku 'Parikan Pantun Jawa' (2011) oleh Koeslah Soebagyo Toer, berikut adalah beberapa contoh parikan berdasarkan jenisnya.
1. Contoh Parikan Berdasarkan Jumlah Barisnya
Contoh Parikan Tunggal
1. Luwake nggondhol tales,
Awake lagi apes.
2. Mlaku dhisik ninggal sing kari,
Digawe becik ora niteni.
3. Mangan gedhang akeh wijine,
Timbang begadhang seneng ngajine.
Contoh Parikan Ganda
1. Etan gunung kulon gunung,
Tengah-tengah ana wote,
Kene bingung kana bingung,
Nek ditimbang padha abote.
2. Jangan kacang jangan kara,
Kladuk uyah kurang gula,
Piwelingku mring pra mudha,
Aja wedi ing rekasa.
3. Surakarta prenahe wetan,
Surabaya rame kuthane,
Aja padha kesed-kesedan,
Lha yen kesed kapan pintere.
2. Contoh Parikan Berdasarkan Fungsinya
Contoh Parikan Nasihat (Pitutur)
1. Gunung Mrapi gunung Merbabu
kali Praga agung banyune
Mangga sami greget sinau
ngangsu kawruh akeh gunane
2. Kali Srayu ngidul miline
kali Praga agung banyune
Ngangsu kawruh akeh gunane
tumrap bangsa aku Ian kowe
3. Surakarta prenahe wetan
Surabaya rame kuthane
Aja padha kesed-kesedan
lha yen kesed kapan pintere
Contoh Parikan Candaan (Peseman)
1. Kacang yo ketan
Nek dipangan yo gurih
Chat-chatan yo pacaran
Gak dibales yo perih
2. Paijo ngasah belati
Belati gawe mbeteti gurami
Masio koe ngayelke ati
Tapi aku cinta setengah mati
3. Sego liwet, lawuhe jlantah
Sega rawon, kurang uyah
Ampun tanglet kapan nikah
Pacar mawon, kula dereng gadhah
Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian parikan, ciri-ciri, hingga contohnya. Semoga menambah wawasan bahasa Jawa kalian ya, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(par/ahr)