Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra. Pada umumnya, puisi berisi pemikiran serta perasaan penyairnya.
Bahasa yang digunakan dalam puisi terikat oleh unsur-unsurnya yang mencakup irama, matra, rima, larik dan bait. Pemilihan kata-kata yang indah juga lebih diutamakan dalam karya sastra ini.
Puisi dapat mengungkapkan ide, imajinasi, maupun pikiran penyairnya tentang apa pun. Tema puisi yang umum, meliputi kehidupan, pendidikan, Tuhan, kerinduan, hingga cinta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temukan contoh puisi 4 bait tentang sejumlah tema pada uraian di bawah ini.
Contoh Puisi 4 Bait
Berikut beberapa contoh puisi 4 bait tentang berbagai tema, dikutip dari berbagai sumber.
1. Kerendahan Hati
Oleh: Taufik Ismail
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput
Tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya...
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu...
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
(Dikutip dari buku Fresh Update Mega Bank Soal Bahasa Indonesia SMP Kelas 1, 2, & 3 oleh Tim Guru Eduka)
2. Sepertiga Malam
Oleh: Nazliza Radiah Zahra
Di sepertiga malam,
Angin malam berdiur membangunkan aku dari lelap
Mataku terbuka
Tiba-tiba, aku rindu bercerita kepada Tuhan
Tuhan,
Lelahku hari ini kembali menghasilkan tangis
Aku ingin bangkit,
Tetapi, realita yang tak sesuai harap kembali menjatuhkanku
Tuhan,
Aku selalu ingin menutup hari dengan tawa
Tetapi, selalu ada kecewa yang mendera
Haruskah aku berpura-pura bahagia?
Di sepertiga malam, aku kembali mengaduh
Tuhanku Maha Mendengar
Aku akan terus berdoa sampai Tuhan memberiku bahagia
(Dikutip dari Buku Kumpulan Puisi oleh Nazliza Radiah Zahra)
3. Gembala
Oleh: Muhammad Yamin
Perasaan siapa ta 'kan nyala
Melihat anak berelagu dendang
Seorang saja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang ke rumah di senja kala
Jauh sedikit sesayup sampai
Terdengar olehku bunyi serunai
Melagukan alam nan molek permai
Wahai gembala di segara hijau
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau
Maulah aku menurutkan dikau
(Dikutip dari buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP & MTs Kelas 7 Jilid 1 oleh Dawud, dkk)
4. Tombak Keberhasilanku
Oleh: Amanda Nurdhana D
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku..
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
(Dikutip dari buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah, dkk)
5. Padamu Jua
Oleh: Amir Hamzah
Habis kikis
Segala cinta hilang terbang
Pulang kembali aku pada-Mu
Seperti dahulu
Engkaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana Engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
(Dikutip dari Kitab Bahasa Indonesia oleh Agus Wiyanto)
6. Merindu
Oleh: Fitria Angkasa
Katakan pada hujan, kenapa kau selalu mengingatkan akan rindu
Katakan pada mendung kenapa kau selalu mengingatkan akan merdu suara
Katakan pada air yang mengguyur bumi
Kenapa sejuk udaramu membuat hati semakin merindu
Merdu suara mengalun, meneduhkan dan selalu menghangatkan
Rindu selalu membuncah bersama mendung dan turunnya rintik-rintik hujan
Dia berkata jangan hanya menulis bait-bait puisi tentang mendung dan hujan
Rangkailah tentang panas yang menghanyutkan
Tak tahukah dia hati semilir dan mendingin tidak bisa dipaksa
Hujan dan mendung adalah keterikatan
Antara, rindu, kangen dan suara
Tetap berharap untuk bersua meski harap yang tak nyata
Menjadi bayang dalam sebuah harap yang selalu berlalu Dalam setiap kegetiran akan sebuah pertemuan Akankah datang pada masanya hadirmu ada nyata Entah kapan pada waktunya
(Dikutip dari buku Kumpulan Puisi Gugurnya Sajak-Sajak Rindu oleh Fitria Angkasa)
7. Perasaan Itu
Oleh: Safina Ramadinta
Saat pertama kali kumelihatmu
Aku selalu benci dengan sikapmu
Tapi entah mengapa semuanya berbeda
Perasaan aku jadi berbeda saat kenal kau
Aku sangat benci dengan perasaan itu
Perasaan yang tidak kuingin itu datang
begitu saja
Tapi aku harap perasaan itu hanya sementara
Hanya sementara saja dan setelah itu hilang
Aku berpikir
Apa mungkin perasaan itu nyata
Atau hanya sekadar mimpi
Pikiranku kacau
Aku hanya bingung dan bingung
Setiap hari aku hanya melihat kau
Kau selalu membuat jantungku berdetak
Tapi yang aku tahu
Kau tidak pernah suka padaku
(Dikutip dari buku Rindu Yang Selalu Datang oleh Safina Ramadinta)
Nah, itu dia sederet contoh puisi 4 bait. Adakah rangkaian puisi yang jadi favoritmu?
(azn/fds)