Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau tahun 2023 akan lebih kering dari kondisi normal sebagai dampak dari fenomena El Nino. El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Kemarau berkepanjangan bisa mengancam sektor pertanian yang sangat mengandalkan air.
Di sisi lain, ada sektor yang justru mendapat "keuntungan" dari fenomena tersebut yakni bidang perikanan laut. Pakar oseanografi IPB University, Prof Agus S Atmadipoera mengungkapkan El Nino menghasilkan dampak yang berbeda antara di daratan dan di lautan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di daratan, El Nino dapat melemahkan ketahanan pangan nasional. Sebaliknya, di lautan justru bermanfaat terhadap peningkatan lumbung ikan nasional.
Menurutnya, panen raya ikan laut biasanya berlangsung beberapa bulan setelah puncak El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September 2023.
"Kalau di daratan, El Nino menjadi momok dalam melemahkan ketahanan pangan nasional. Sebaliknya, di laut fenomena El Nino berdampak positif terhadap peningkatan lumbung ikan nasional," kata Prof Agus, dikutip dari keterangan tertulis IPB University, Sabtu (26/8/2023).
Prof Agus mengatakan El Nino akan mendorong melimpahnya ikan di zona upwelling. Melimpahnya ikan di zona tersebut berkorelasi erat dengan penguatan intensitas upwelling di lima zona upwelling nusantara, yaitu perairan selatan Jawa, Laut Maluku, Laut Aru, dan Laut Banda.
Upwelling sendiri adalah fenomena naiknya air laut dari lapisan dalam yang membawa air laut kaya nutrien serta suhu lebih dingin ke permukaan. Intensitas upwelling yang semakin kuat ditandai dengan suhu permukaan laut yang semakin rendah.
"Pasokan nutrien ke dekat permukaan ini memicu proses fotosintesis yang intensif oleh tumbuhan renik (phytoplankton) sebagai produsen primer di laut," ujar Prof Agus.
Prof Agus menjelaskan, melimpahnya phytoplankton adalah awal dari rantai makanan di laut, dengan dimangsanya oleh zooplankton sebagai konsumer tingkat pertama. Rantai makanan tersebut akan berlanjut hingga ke tingkat pemangsaan oleh ikan pelagis besar, contohnya tuna dan cakalang.
Prof Agus menyebut, fenomena upwelling menyajikan prospek untuk nelayan dan industri perikanan laut. Kendati demikian di sisi lain, pemerintah pun harus mendorong industri perikanan laut supaya kondisi tersebut optimal.
"Pemerintah harus mendorong industri perikanan laut dan nelayan nusantara dalam mengoptimalkan produksi perikanan tangkap dan pascapanen pada panen raya ikan tahun El Nino 2023 ini," kata Prof Agus.
Dia menegaskan, subsidi kelautan dan perikanan pun perlu digelontorkan guna memperkokoh ketahanan pangan nasional, khususnya lumbung ikan nasional.
(nah/pal)