Prediksi Kedatangan La Nina, BMKG Ungkap Potensi Kemarau Basah

ADVERTISEMENT

Prediksi Kedatangan La Nina, BMKG Ungkap Potensi Kemarau Basah

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 02 Agu 2024 13:00 WIB
Cuaca Ekstrem di Banyuwangi Imbas dari Fenomena La Nina
Cuaca ekstrem di Banuwangi imbas La Nina. Foto: Ardian Fanani
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengubah prediksi masuknya La Nina ke Indonesia. Awalnya La Nina diprediksi tiba pada Juli, tetapi kini diperkirakan mulai memasuki Indonesia pada Agustus.

La Nina adalah fenomena ketika suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Pendinginan tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di Indonesia.

Menurut BMKG, La Nina berpotensi terjadi pada Agustus-September-Oktober 2024 atau ASO 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peluang La Nina 70%

Iklim di Samudra Pasifik terbagi menjadi 3 fase yaitu El Nino, La Nina, dan Netral.

Saat fase La Nina, embusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator jadi lebih kuat dari biasanya. Dikutip dari CNBC Indonesia, menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut jadi lebih dingin.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat, mayoritas model dinamis menunjukkan transisi ke La Nina terjadi sekitar Agustus-Oktober 2024.

NOAA menyimpulkan saat ini hadir kondisi ENSO-netral. Suhu permukaan laut ekuator berada di atas rata-rata di Pasifik barat dan barat-tengah, mendekati rata-rata di Pasifik timur-tengah, dan di bawah rata-rata di Samudra Pasifik timur.

ENSO-netral diperkirakan akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan. Sementara, La Nina diprediksi berkembang selama Agustus-Oktober dengan peluang 70% dan berlanjut hingga musim dingin di belahan bumi utara 2024-25 dengan peluang 79% selama November-Januari.

Potensi Kemarau Basah

Dikutip dari CNN Indonesia , Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap potensi kemarau basah terjadi tahun ini. Potensi kemarau basah adalah imbas kemungkinan kemunculan La Nina di Indonesia.

"Kita belum menyimpulkan seperti itu [LaNina]. Ada kecenderungan La Nina, meskipun lemah akan terjadi. Tapi itu bisa meleset karena datanya masih kurang, tapi ada tren ke sana," jelas Dwikorita beberapa waktu lalu.

"Jadi kalau seandainya iya, berarti menjadi basah," imbuhnya.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads