Waspada! 7 Daerah Ini Terancam Kena Dampak El Nino Paling Parah

ADVERTISEMENT

Waspada! 7 Daerah Ini Terancam Kena Dampak El Nino Paling Parah

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 08 Agu 2023 15:30 WIB
Waduk di Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, mengering akibat terdampak oleh fenomena El Nino, Snin (7/8/2023). Ini penampakannya.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jakarta -

Memasuki puncak fenomena iklim El Nino yang memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) peringatkan tujuh daerah berikut ini. Ketujuhnya dinilai akan terkena dampak paling parah dari fenomena El Nino hingga berujung kekeringan.

Seperti yang diketahui, El Nino merupakan fenomena iklim yang berkaitan dengan penurunan curah hujan karena suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian timur meningkat. Sebelumnya BMKG menjelaskan bila El Nino akan berlangsung hingga akhir tahun dengan bulan Agustus-Oktober 2023 sebagai puncaknya.

7 Daerah Terdampak Parah El Nino

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan sejumlah daerah yang akan terdampak cukup parah akibat El Nino yaitu Sumatera bagian tengah hingga selatan, Riau bagian selatan, Jambi, Lampung, Banten, hingga Jawa barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketujuhnya sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa. Sehingga hujan akan terjadi sangat kecil sehingga lebih jauh bisa berdampak pada kekeringan.

"Prediksinya akan mengalami hujan yang sangat kecil kecuali spot-spot yang memiliki topografis tinggi," ujar Ardhasena dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (8/8/2023).

ADVERTISEMENT

Sektor Pertanian Terancam

Dengan adanya El Nino yang cukup parah di daerah-daerah tersebut, Ardhasena mengatakan akan timbul prediksi kekeringan yang bisa memicu gagal panen di sektor pertanian. Terutama bagi daerah Jawa barat.

Untuk itu, BMKG meminta Kementerian Pertanian untuk melakukan upaya-upaya yang cepat. Contohnya dengan mengelola air hujan yang terjadi di Sulawesi Selatan.

"Jawa Barat ini banyak sawah, kalau mereka terkena dampak El Nino yang cukup parah, maka harus melakukan langkah siaga, seperti mengelola air hujan, atau memanen air hujan seperti di Sulawesi Tengah," tuturnya.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menyatakan pertanian akan menjadi sektor yang mengalami dampak paling serius karena Perubahan Iklim. Dengan demikian, petani harus memiliki bekal ilmu pengetahuan untuk dapat memahami fenomena cuaca dan iklim beserta perubahannya.

Dikutip melalui rilis di laman BMKG, salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar Sekolah Lapangan Iklim (SLI). SLI sudah pernah dilakukan pada komoditas buah jeruk, di Kabupaten Purworejo.

Dwikorita menegaskan, SLI menjadi upaya BMKG dalam membantu petani memahami informasi iklim. Sehingga ia berharap petani dan tenaga penyuluh pertanian bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik.

Terlebih fenomena El Nino dan IOD Positif akan membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dengan curah hujan yang sangat rendah. Bahkan, musim ini bisa menyebabkan tidak ada hujan sama sekali.

"Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022," tutup Dwikorita.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads