Bupati Faiz Target Pelabuhan Batang Naik Kelas B: Katalisator Sektor Perikanan

Bupati Faiz Target Pelabuhan Batang Naik Kelas B: Katalisator Sektor Perikanan

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Jumat, 09 Mei 2025 10:04 WIB
Bupati Batang, M Faiz Kurniawan
Bupati Batang, M Faiz Kurniawan. Foto: dok. Pemkab Batang
Batang -

Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, menginginkan pelabuhan perikanan yang saat ini berstatus kelas C naik statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) kelas B. Dengan demikian, ekonomi sektor perikanan diharapkan meningkat.

"Cita-cita kita bersama adalah peningkatan status pelabuhan perikanan. Saat ini pelabuhan kita masih berstatus Pelabuhan Perikanan Pantai kelas C. Kita memiliki visi yang lebih jauh, menjadikannya Pelabuhan Perikanan Nusantara kelas B," kata Faiz saat Rembug Nelayan di Aula Bupati Batang, Kabupaten Batang, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (8/5/2025).

Perubahan status pelabuhan itu, kata Faiz, akan membuka peluang kapal berukuran besar di atas 100 Gross Ton (GT) untuk bersandar di Batang. Hal itu bisa memicu padatnya aktivitas bongkar muat ikan, peningkatan retribusi daerah, dan mendongkrak kesejahteraan petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Faiz mengungkapkan, berubahnya status pelabuhan akan menyebabkan multiplier effect atau efek berganda. Dia juga yakin hal tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru.

"Ini akan menjadi katalisator pertumbuhan sektor perikanan. Kita akan melihat industri pengolahan ikan semakin maju, ketersediaan es dan cold storage meningkat, serta galangan kapal berkembang. Ini semua memberi nilai tambah luar biasa bagi produk perikanan kita," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Tantangan Nelayan: Harga, Izin, dan Pendangkalan

Meski begitu, Faiz tak menutup mata atas sejumlah tantangan yang masih membelit para nelayan. Seperti halnya harga ikan yang fluktuatif yang merugikan nelayan, terutama saat panen raya. Menurutnya, perlu ada solusi kolektif agar jerih payah nelayan dihargai lebih layak.

Soal proses perizinan kapal perikanan, Faiz menilai masih berbelit-belit. Dia mendorong adanya penyederhanaan birokrasi dengan tetap mematuhi aturan dan keberlanjutan sumber daya laut.

"Permasalahan klasik lainnya adalah pendangkalan muara. Fenomena ini kerap menyulitkan kapal keluar-masuk pelabuhan, khususnya saat air surut. Selain itu, terbatasnya ruang tambat kapal juga memerlukan pengembangan infrastruktur pelabuhan secara menyeluruh, termasuk penambahan dermaga," imbuhnya.

"Lewat forum 'Rembug Nelayan' ini, saya mengajak semua pihak menyampaikan aspirasi, ide, bahkan keluhan. Suara Bapak/Ibu sekalian sangat penting untuk kami," sambungnya.

Faiz optimistis terhadap sektor kelautan berdasarkan pertumbuhan ekonomi Batang di angka 6,03%. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional, katanya, menurun dari 5,2% menjadi 4,83%.

"Alhamdulillah, Batang masih aktif di angka 6,03%. Ini prestasi luar biasa. Kinerja semua komponen telah membantu pertumbuhan ekonomi kita," ungkapnya.

Tiga sektor utama menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Batang. Pertama, industri pengolahan ikan menyumbang hingga 39%. Kedua, sektor perikanan dan nelayan. Ketiga, pertanian menyumbang sekitar 19% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data tersebut, Faiz menegaskan betapa penting dan vitalnya industri bahari bagi masa depan ekonomi Batang. Dia mengatakan, mimpinya menjadikan pelabuhan sekarang naik kelas sebagai PPN kelas B itu diperhitungkan melalui data dan kebutuhan nyata.

Faiz juga mengajak seluruh pihak menjaga sinergi dan semangat gotong royong demi mewujudkan cita-cita besar itu.

"Kami berkomitmen penuh mendukung pengembangan sektor perikanan. Dengan kerja keras dan kebersamaan, saya yakin Batang mampu menjadi pusat kekuatan ekonomi maritim yang kuat dan berkelanjutan," pungkasnya.




(dil/rih)


Hide Ads