Apa Itu Jam Kiamat? Ketahui Fungsinya untuk Mengukur Kehancuran Bumi

ADVERTISEMENT

Apa Itu Jam Kiamat? Ketahui Fungsinya untuk Mengukur Kehancuran Bumi

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 30 Jul 2023 07:00 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 24: The 2023 Doomsday Clock is moved ahead of a live-streamed event with members of the Bulletin of the Atomic Scientists on January 24, 2023 in Washington, DC. This year the Doomsday Clock is set at ninety seconds to Midnight (Photo by Anna Moneymaker/Getty Images)
Foto: Getty Images/Anna Moneymaker
Jakarta -

Jam Kiamat atau disebut juga sebagai Doomsday Clock sering dikaitkan dengan kehancuran Bumi hingga nuklir yang menjadi penyebabnya. Apa itu Jam Kiamat?

Mengutip arsip detikedu, Jam Kiamat menunjukkan metafora menit menuju tengah malam yang merupakan seberapa lama peradaban manusia bisa bertahan. Pengaturan jarum jam yang paling dekat dengan kehancuran tersebut adalah dua menit sebelum tengah malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentang Jam Kiamat

Dikutip dari CNN Indonesia, Buletin Ilmuwan Atom didirikan oleh sekelompok ilmuwan atom yang bekerja pada Proyek Manhattan. Adapun nama itu sendiri diambil dari kode untuk pengembangan bom atom pada masa Perang Dunia II.

ADVERTISEMENT

Mulanya, Buletin dibuat untuk melakukan pengukuran ancaman nuklir. Waktu pada jam telah berubah sesuai dengan seberapa dekat para ilmuwan percaya bahwa umat manusia akan mengalami kehancuran total.

Pihak Buletin mengakui bahwa jam tersebut tidak dirancang untuk mengukur ancaman konkret soal kehancuran Bumi. Namun, keberadaannya bisa dijadikan pemicu percakapan tentang topik ilmiah yang sulit misalnya perubahan iklim.

Fungsi Jam Kiamat

Mengutip buku Teori Kecerdasan Baru oleh Eagle Oseven (2021), Jam Kiamat dirancang oleh Buletin Ilmuwan Atom untuk menyoroti seberapa dekat manusia dengan membuat Bumi tidak dapat dihuni. Hal tersebut memiliki arti bahwa perang nuklir dan kebakaran yang diakibatkannya bisa menghancurkan Bumi.

Pada tahun 2007, Jam Kiamat diperluas untuk memasukkan perubahan iklim sebagai penyebab potensial kedua dari kepunahan yang ditimbulkan sendiri.

Menurut Rachel Bronson, Presiden dan CEO Buletin, dibuatnya jam tersebut bukan untuk memastikan tentang kehancuran dunia. Namun, ia berharap orang-orang bisa mendiskusikan apakah banyak orang setuju dengan keputusan Buletin dan melakukan pembicaraan yang bermanfaat tentang pendorong perubahan itu.

"Kami di Buletin percaya bahwa karena manusia menciptakan ancaman ini, kami dapat menguranginya," kata Bronson, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (28/7/2023).

Durasi Jam Kiamat

Mengutip CNBC Indonesia, pada 24 Januari tahun 2023 lalu, para ilmuwan dan pakar keamanan memajukan jarum Jam Kiamat menjadi hanya 90 detik hingga tengah malam. Artinya, adanya peningkatan risiko soal kelangsungan hidup manusia dari bayang-bayang nuklir atas konflik Ukraina dan krisis iklim.

Pengaturan ulang jarum jam dilakukan setiap tahun oleh dewan sains dan keamanan Bulletin beserta 10 pemenang Nobel. Menurut Bulletin, penambahan 10 detik tahun ini dan penyebabnya tidak semata karena invasi Rusia ke Ukraina.

"Juga dipengaruhi oleh ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh krisis iklim dan runtuhnya norma dan institusi global yang diperlukan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kemajuan teknologi dan ancaman biologis seperti Covid-19," kata pihak Bulletin, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (28/7/2023).




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads