Pada 1945 Bulletin of the Atomic Scientists, kelompok diskusi yang didirikan Albert Einstein dan para ilmuwan pengembang senjata atomik pertama dari University of Chicago menyebutkan sejumlah tanda-tanda kiamat. Mereka menyebutkan sejumlah tanda kiamat tersebut melalui Doomsday Clock atau Jam Kiamat.
Jam Kiamat adalah penanda kerentanan dan kehancuran di muka Bumi karena bencana dari senjata nuklir, perubahan iklim, dan teknologi yang mengganggu aspek-aspek lainnya bagi kehidupan.
Pada Pernyataan 2022 dan Pernyataan Maret 2022, Dewan Sains dan Keamanan Bulletin of the Atomic Scientists menjelaskan sejumlah tanda kiamat dalam kacamata sains sebagai berikut:
Tanda Kiamat Menurut Sains
1. Penggunaan Senjata Nuklir
Salah satu tanda kiamat dunia dalam perspektif sains yaitu penggunaan senjata nuklir yang menyebabkan ketegangan dalam keamanan internasional, terutama dalam perang dan konflik.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 menurut Dewan Sains dan Keamanan Bulletin of the Atomic Scientists telah membuktikan tanda kiamat makin dekat.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam untuk meningkatkan kewaspadaan nuklir dan penggunaan senjata nuklir jika NATO turun tangan membantu Ukraina.
Diketahui, penggunaan senjata nuklir menimbulkan banyak korban jiwa dan korban selamat dengan kondisi terdampak buruk hingga akhir hayat, baik penyakit seperti kanker hingga masalah sosial seperti kesulitan diterima kembali di masyarakat.
Ilmuwan juga mengkhawatirkan penggunaan rudal nuklir jarak jauh berbasis silo yang merupakan program skala besar China, lalu pengembangan rudal hipersonik China, Rusia, dan AS, serta pengujian lanjutan senjata anti-satelit di berbagai negara. Sebab, jika tidak ditahan, situasi ini dapat memicu perlombaan senjata nuklir yang berbahaya secara global.
2. Ingkar Janji Pengurangan Emisi
Para ilmuwan juga mendapati bahwa janji pengurangan gas rumah kaca jangka panjang untuk keselamatan Bumi dan kehidupan di dalamnya belum ditepati dalam tindakan pengurangan emisi jangka pendek dan menengah untuk mencapai tujuan tersebut.
Diketahui, kesepakatan berbagai negara untuk mengurangi gas rumah kaca dan dampaknya atas perubahan iklim disetujui dalam Perjanjian Paris.
3. Kesenjangan Vaksinasi dan Perlombaan Senjata Biologis
Distribusi global vaksin tidak menjangkau negara-negara miskin dengan memadai sehingga memungkinkan varian baru virus SARS-CoV-2 muncul. Sementara itu, negara-negara maju melaju dengan respons cepat pada pandemi COVID-19. Kesenjangan ini turut menjadi tanda kiamat di mata sains.
Lebih lanjut, adanya pembentukan dan pengejaran program senjata biologis baru, serta penyimpangan biosafety dan biosecurity, turut menunjukkan bahwa kondisi internasional atas manajemen perusahaan penelitian biologi global mengkhawatirkan.
4. Korupsi Ekosistem Informasi
Tanda kiamat lainnya dalam perspektif sains yaitu korupsi ekosistem informasi, yang mencakup disinformasi berbasis internet seperti gelombang kebohongan (hoax).
Ilmuwan mencontohkan, gelombang hoax pada pemilu AS membuat sebagian besar warga Amerika Serikat percaya bahwa Joe Biden tidak menang pemilu AS 2020. Tidak hanya merusak pemilu, disinformasi juga merusak demokrasi dan mengganggu kemampuan negara tersebut dalam memimpin usaha global dalam menghadapi berbagai masalah dunia yang tengah berlangsung.
Menurut para ilmuwan Bulletin of the Atomic Scientists, tidak mustahil untuk mengurangi laju terjadinya tanda kiamat di atas, asalkan ada upaya nyata dari manusia.
(nah/erd)