Peneliti Sebut Hewan Terus 'Berevolusi' Menjadi Kepiting, Mengapa Bisa?

ADVERTISEMENT

Peneliti Sebut Hewan Terus 'Berevolusi' Menjadi Kepiting, Mengapa Bisa?

Martha Grattia - detikEdu
Selasa, 06 Jun 2023 06:30 WIB
Kepiting yang gigitannya setara dengang buaya ini bernama
Foto: Gilles MARTIN/Getty Images/Kepiting
Jakarta -

Kepiting adalah hewan yang cangkang yang datar dan bulat, serta ekor yang terlipat ke bawah badan. Bentuk semacam ini, disebut peneliti sebagai bentuk evolusi akhir dari beberapa hewan. Apa maksudnya?

Untuk diketahui, kepiting ternyata berevolusi setidaknya lima kali terpisah dari krustasea dekapoda, yakni kelompok yang mencakup kepiting, lobster, dan udang. Bahkan, hal itu sering terjadi sehingga ada namanya yang disebut karsinisasi.

Mengutip laman Live Science, kepiting sendiri mengalami pengembangan struktur. Karsinisasi adalah contoh dari fenomena evolusi konvergen, atau organisme berbeda yang mengalami evolusi dan mengembangkan sifat yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun fakta menarik yaitu bentuk tubuh kepiting telah muncul pada hewan kerabatnya berkali-kali. Salah satunya adalah crustacea, salah satu jenis kelompok hewan.

Crustacea sendiri berulang kali berubah dari bentuk tubuh silindris dengan ekor besar hingga menjadi datar, bulat, dan ekor yang tidak menonjol. Hasil evolusinya dapat ditemukan seperti kepiting, tepatnya kepiting raja.

ADVERTISEMENT

Javier Luque, selaku rekan peneliti senior di Departemen Zoologi di Universitas Cambridge mengungkapkan bahwa evolusi semacam ini fleksibel dan dinamis.


Prinsip Dasar Seleksi Alam

Saat evolusi terdapat prinsip dasar seleksi alam dimana sifat suatu hewan yang bertahan dari generasi ke generasi. Hal ini sangat menguntungkan untuk spesies ini.

Misalnya hewan dengan sifat pemarah dari sebuah spesies ada dalam berbagai ukuran dan tersebar di beberapa habitat, dari pegunungan hingga lautan.

Joana Wolfe, selaku rekan peneliti dalam biologi organisme dan evolusioner di Universitas Harvard ini mengungkapkan bahwa keanekaragaman ini membuat kesulitan untuk menentukan manfaat umum untuk bentuk tubuh mereka.

Wolfe dalam jurnalnya tahun 2021 lalu menjabarkan beberapa kemungkinan. Contohnya adalah perbedaan ekor kepiting yang masuk kedalam dan lobster yang lebih menonjol bermanfaat untuk mengurangi daging yang rentan dimangsa predator.

Tak hanya itu, cangkangnya yang rata dan bulat juga membantu kepiting lebih efektif daripada yang dilakukan oleh bentuk tubuh lobster yang silinder. Namun peneliti mengungkapkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut.

Belum Tentu Menguntungkan

Wolfe mengungkapkan bahwa tubuh kepiting belum tentu menguntungkan. Contohnya adalah bentuk cangkang atau ekor itu sendiri, ekor besar lobster membantunya melewati air dan meremukkan mangsanya.

Sedangkan bentuk tubuh kepiting berperan di kakinya untuk berjalan leluasa membuat kepiting mudah beradaptasi dengan habitat baru. Kaki kepiting digunakan untuk menggali di bawah sedimen atau mendayung air.

"Rancangan tubuh kepiting telah berevolusi berkali-kali secara mandiri karena manfaat yang dimiliki hewan tersebut memungkinkan mereka pergi ke tempat-tempat tidak bisa dikunjungi oleh krustasea lainnya," kata Luque.

Wolfe berpikir tentang kepiting dan krustasea lainnya seperti kreasi Lego, yang memiliki banyak komponen berbeda dan dapat ditukar tanpa mengubah fitur lainnya secara dramatis.

"Tubuh kita tidak modular seperti itu. [Krustasea] sudah memiliki blok bangunan yang tepat," tutur Wolfe.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads