Flora dan Fauna Adaptif di Gunung Merapi

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Flora dan Fauna Adaptif di Gunung Merapi

*Sutomo - detikEdu
Jumat, 17 Mar 2023 19:00 WIB
Gunung Merapi memuntahkan awan panas pada pukul 05.42 WIB, Rabu (15/3/2023). Jarak luncur 1 kilometer ke arah barat daya.
Foto: dok. BPPTKG
Jakarta -

Erupsi gunung berapi selalu identik dengan kehancuran. Gunung Merapi di sisi lain, telah lama living in harmony dengan sekitarnya, baik manusia maupun tumbuh-tumbuhan dan satwa yang hidup berdampingan dengan Gunung api paling aktif di dunia ini.

Merapi adalah salah satu gunung api aktif utama di Pulau Jawa. Gunung Merapi yang secara administratif terletak di dua provinsi, yaitu Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten) dan Yogyakarta (Kabupaten Sleman). Di Provinsi Yogyakarta, Gunung Merapi terletak sekitar 30 kilometer sebelah utara Yogyakarta.

Gunung Merapi merupakan perwakilan dari bentang alam, tanah, dan vegetasi di gunung berapi yang melambangkan sebagian besar ekosistem pegunungan di Jawa. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dengan 83 letusan yang tercatat. Oleh karena itu, Gunung Merapi adalah gunung berapi yang paling sering erupsi di Indonesia dengan nuΓ©es ardentes kecil dan sering terjadi di antara letusan besar yang jarang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunung Merapi memiliki interval erupsi yang bervariasi. Berbagai erupsi yang berulang tersebut serta erupsi skala sedang yang terjadi pada tahun 2010 memberikan kesempatan untuk kita mempelajari daya lenting atau elastisitas ekosistem pegunungan di Merapi.

Dari hasil studi diketahui ekosistem mampu beradaptasi dengan erupsi dengan melakukan proses berupa suksesi alami. Para peneliti meyakini bahwa vegetasi di Jawa tahan terhadap aktivitas vulkanik berulang, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekosistem Merapi tahan terhadap gangguan nuΓ©es ardentes. Peneliti telah mengidentifikasi jenis tumbuhan pionir, burung, dan
arthropoda yang kembali ke Merapi satu setengah tahun paska erupsi 2010. Apa sajakah jenisnya? Mari kita simak bersama.

ADVERTISEMENT

Tumbuhan Perintis

Satu setengah tahun setelah erupsi 2010, teridentifikasi 76 jenis yang termasuk dalam 36 famili tumbuhan perintis atau pionir di Gunung Merapi. Beberapa di antaranya adalah:

1. Crotalaria micans
2. Anaphalis javanica
3. Eupatorium riparium
4. Eupatorium odoratum
5. Lantana camara
6. Polygala paniculata
7. Crassocephalum crepidiodes
8. Impatiens balsamifera
9. Imperata cylindrica
10. Pinus merkusii

Burung-burung

Untuk spesies burung, sejak erupsi di Bulan Oktober 2010 hingga Maret 2012, peneliti telah mengidentifikasi 45 jenis yang kembali ke Merapi paska erupsi 2010 tersebut. Beberapa di antaranya adalah:

1. Spotted munia (Lonchura punctulata)
2. Little pied flycatcher (Ficedula westermanni)
3. Javan hawk-eagle (Spizaetus bartelsi)
4. Yellow-vented bulbul (Pycnonotus goiavier)

Bulbul (Pycnonotus aurigaster) dan P. goiavier, ditemukan sebagai pemakan buah yang menonjol di Gunung Merapi. Burung ini adalah burung hutan terbuka dan tepi hutan, dan biasanya menghuni semak belukar terbuka. Sebagai agen penyebar benih, burung ini berperan penting dalam re-vegetasi Gunung Merapi.

Jenis burung lain yang banyak ditemukan di Gunung Merapi adalah pemakan serangga seperti cendet (Lanius schach) dan walet (Collocalia spp.), serta pemakan biji-bijian seperti munia (Lonchura spp.). Peneliti juga menjumpai Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), raptor yang terancam punah dan endemik Pulau Jawa.

Arthropoda

Arthropoda dianggap sebagai pelopor sebenarnya dari permukaan piroklastik tandus dan inisiator suksesi biologis. Arthropoda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan angin sebagai media penyebaran, dan karena itu mereka dapat menyebar luas dari beberapa meter hingga ratusan kilometer dan menjadi koloni atau kembali ke daerah yang terkena dampak.

Di Gunung Merapi, peneliti menemukan beragam spesies Arthropoda, terutama predator permukaan dan pemakan bangkai seperti kumbang kotoran, semut, laba-laba, dan serangga orthoptera. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari keragaman dan peran Arthropoda dalam suksesi primer di Gunung Merapi.

*Sutomo adalah Peneliti Madya bidang kepakaran Ekologi. Beliau sebagai ketua kelompok penelitian Ecological Modelling di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads