Keutamaan malam lailatul qadar telah dijelaskan dalam Al-Qur'an maupun hadits. Malam ini dapat dijumpai pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Pendapat ini didasarkan atas hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari & Muslim).
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar memiliki sejumlah keutamaan. Salah satu keutamaan malam lailatul qadar adalah akan diampuni dosa yang telah lampau bagi orang yang beribadah di malam lailatul qadar atas dasar iman kepada Allah SWT. Pada malam tersebut para malaikat akan turun ke bumi.
Dikutip dari buku Sukses Berburu Lailatul Qadar yang ditulis oleh Muhammad Adam Hussein, berikut keutamaan malam lailatul qadar selengkapnya:
1. Akan Diampuni Dosa Terdahulu
Malam lailatul qadar sering kali disebut sebagai malam pengampunan. Disebutkan dalam sebuah riwayat, orang yang beribadah menyambut datangnya malam lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.
Keutamaan ini merujuk pada sebuah hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang." (HR Ahmad dan Thabrani).
Dalil serupa juga diterangkan dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, Nabi SAW bersabda, Khat "Siapa saja yang mendirikan salat pada Lailatul Qadar karena iman dan hanya mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq Alaih). Hadits ini berasal dari Abu Hurairah RA.
2. Malam Penuh Keberkahan
Keutamaan malam lailatul qadar lainnya adalah sebagai malam yang penuh keberkahan. Dalam surat Ad Dukhan ayat 3-6, Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Ad Dukhan: 3-6).
Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar, sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadr ayat pertama, Dia berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam qadar."
3. Lebih Baik dari Seribu Bulan
Dalam surat Al Qadr ayat ke-3 Allah SWT berfirman, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." Para ulama salaf sebagaimana disebutkan dalam Latho-if Al Ma'arif menafsirkan, "Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di seribu bulan."
Mujahid, Qotadah, dan ulama lainnya berpendapat bahwa maksud dari lebih baik dari seribu bulan adalah salat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari salat dan puasa di seribu bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.
4. Malam Keselamatan dan Setan Tak Bisa Mengganggu
Malam lailatul qadar disifati oleh salaam (keselamatan) sebagaimana terdapat pada surat Al Qadr ayat kelima, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Menurut Mujahid dalam Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, ayat tersebut menjelaskan bahwa lailatul qadar adalah malam penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut, baik berbuat kejelekan maupun mengganggu yang lain.