Keutamaan Iktikaf di Malam Lailatul Qadar

Keutamaan Iktikaf di Malam Lailatul Qadar

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Rabu, 19 Mar 2025 14:30 WIB
Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, Masjid Istiqlal penuh dengan jemaah iktikaf. Mereka datang dari berbagai daerah untuk berburu lailatulqadar.
ILUSTRASI IKTIKAF DI MASJID. Ini keutamaan iktikaf di masjid saat malam Lailatul Qadar. Foto: Ari Saputra
Surabaya -

Bulan Ramadan tahun ini akan memasuki 10 hari terakhir. 10 Hari terakhir adalah waktu umat muslim menjemput Lailatul Qadar. Salah satu amalan menjemput Lailatul Qadar adalah dengan melakukan iktikaf.

Iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan menjadi amalan istimewa yang dianjurkan Rasulullah SAW. Terutama di malam Lailatul Qadar, iktikaf menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kekhusyukan.

Dengan berdiam diri di masjid, memperbanyak doa, zikir, dan ibadah, umat Islam berkesempatan meraih ampunan serta pahala yang tak terhingga. Lantas, apa saja keutamaan iktikaf di malam yang penuh berkah ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari laman Muhammadiyah, iktikaf secara bahasa berarti berdiam diri dan menatap dalam sesuatu. Sementara, iktikaf menurut istilah di kalangan ulama terdapat perbedaan. Menurut ulama Hanafi, iktikaf adalah berdiam diri di masjid yang biasa digunakan untuk berjemaah.

Sedangkan, ulama Syafi'i berpendapat, iktikaf dilakukan dengan berdiam diri di masjid dengan melakukan amalan tertentu dengan niat karena Allah SWT. Selain diriwayatkan dalam hadis, anjuran mengenai iktikaf juga tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 187.

ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Artinya: Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Biasanya umat Islam melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan untuk menjemput malam Lailatul Qadar. Beberapa riwayat menjelaskan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil di 10 hari akhir Ramadan. Akan tetapi, hal tersebut merupakan rahasia Allah SWT. Dengan demikian lebih baik iktikaf dikerjakan di semua 10 malam akhir Ramadan

Keutamaan Iktikaf di 10 Hari Terakhir Ramadan

Iktikaf merupakan amalan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk mencari rida Allah dan meraih malam Lailatul Qadar. Dengan berdiam diri di masjid, menjauh dari hiruk-pikuk dunia, serta fokus pada ibadah seperti salat, zikir, dan membaca Al-Qur'an, muslim berpeluang mendapatkan ampunan dan pahala. Lalu, apa saja keutamaan iktikaf?

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Dengan melakukan iktikaf, umat islam akan lebih dekat dengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Iktikaf dikerjakan dengan tujuan mendapatkan rahmat-Nya. Sesuai tata cara iktikaf, ibadah yang hukumnya sunah ini dikerjakan dengan cara memperbanyak salat dan zikir

Berdiam diri dalam iktikaf tujuannya untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya. Hal tersebutlah yang membuat iktikaf menjadi salah satu bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Mendapatkan Pahala yang Besar dan Dosanya Diampuni

Apabila seorang umat Islam melaksanakan iktikaf, ia akan mendapat pahala besar. Tak hanya itu saja, ia juga akan diampuni dosa-dosanya yang lalu oleh Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

"Barang siapa yang melakukan iktikaf di bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Bentuk Ketaatan terhadap Ajaran Rasulullah SAW

Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa pada bulan Ramadan, Nabi Muhammad menjalankan ibadah iktikaf. Berikut bunyinya. Abu Hurairah ra berkata:

"Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan iktikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan iktikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)

4. Dijanjikan Istana di Surga

Umat Islam yang beriktikaf akan dibangunkan istana di surga. Hal tersebut dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriktikaf antara waktu Magrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali shalat dan membaca Al-Qur'an maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga." (HR. Al-Khatib dan Ibnu Syahin).

5. Menyambut Malam Lailatul Qadar

Pengalaman iktikaf pada malam Lailatul Qadar ini sesuai hadis yang diceritakan Aisyah RA. Nabi Muhammad SAW melaksanakan iktikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ.[رواه مسلم]

Artinya: Nabi SAW melakukan iktikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan iktikaf setelah beliau wafat. (HR Muslim)




(irb/iwd)


Hide Ads