Menjelajah Desa Cokelat Bali, Pengunjung Bisa Racik-Hasil Dibawa Pulang

Menjelajah Desa Cokelat Bali, Pengunjung Bisa Racik-Hasil Dibawa Pulang

Chairul Amri Simabur - detikBali
Jumat, 13 Mei 2022 11:30 WIB
Pemandu di Desa Cokelat Bali di Desa Cau, Kecamatan Marga, memberikan penjelasan mengenai budidaya dalam paket wisata cokelat.
Pemandu di Desa Cokelat Bali di Desa Cau, Kecamatan Marga, memberikan penjelasan mengenai budidaya dalam paket wisata cokelat. (Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan -

Libur Lebaran 2022 sudah usai, tapi di bulan ini masih tersisa satu kali libur panjang lagi. Menyusul hari suci Waisak yang akan jatuh pada Senin (16/5/2022).

Waktu libur ini tidak ada salahnya dipakai buat jalan-jalan bersama keluarga. Salah satunya ke Desa Cokelat Bali di Desa Cau, Kecamatan Marga.

Lokasi Desa Cokelat Bali ini juga relatif mudah dijangkau. Karena ada di pinggir jalan utama dari jurusan Kecamatan Marga menuju Desa Apuan di Kecamatan Baturiti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desa Cokelat Bali ini ada di areal pabrik cokelat yang dijalankan PT Cau Coklat Internasional yang produknya tersebar di beberapa pasar oleh-oleh besar di Bali.

Diawali sejak Oktober 2022, Desa Cokelat Bali mengusung konsep edukasi wisata (eduwisata) yang fokusnya pada budidaya hingga pengolahan cokelat.

ADVERTISEMENT

"Artinya orang ke Desa Cokelat Bali dan saat pulang kembali membawa cokelat," kata pemilik Desa Cokelat Bali, I Wayan Alit Artha Wiguna.

Pengunjung yang datang ke Desa Cokelat Bali bisa memilih paket tur yang tarifnya untuk satu orang relatif murah.

Ada Wisata Cokelat yang tarifnya Rp 20 ribu per orang. Dalam paket ini, pengunjung diajak jalan-jalan ke kebun cokelat untuk melihat proses budidayanya hingga pengolahannya.

"Kemudian paket Making Chocolate atau membuat cokelat. Di paket tur ini, pengunjung diajak membuat cokelat. Hasilnya bisa dibawa pulang," sebutnya.

Dalam paket membuat cokelat yang tarifnya Rp 50 ribu per orang, pengunjung tinggal membuat langsung. Karena bahan baku adonannya dan cetakannya sudah disiapkan pengelola.

"Kami yang siapkan cetakannya. Kemudian bahan bakunya. Karena untuk membuat bahan baku ada komposisi dan formulasinya," jelas Wayan Alit Artha Wiguna.

Dalam proses pembuatan cokelat juga melalui proses pendinginan. Sehingga perlu waktu untuk bisa memperoleh hasil pembuatannya. "Habis itu (cokelatnya) dibawa pulang," jelasnya.

Selain itu, ada juga tur Rice Planting atau menanam padi yang tarifnya Rp 30 ribu per orang yang lebih diarahkan untuk mengetahui bagaimana proses penyiapan lahan, mengolah lahan, sampai menanam padi di lahan yang sudah disiapkan.

"Basisnya di ekosistem persawahan. Belajar tentang subak. Belajar bagaimana petani menyiapkan lahan, membajak lahannya, menanam padi, dan seterusnya," jelasnya.

Di luar paket tersebut atau setelah mengikuti paket tur, pengunjung juga masih bisa istirahat di restoran outdoor. Di restoran ini tersaji menu olahan cokelat dan lainnya.

"Reservasinya bisa melalui telepon atau datang langsung," ungkapnya.

Dari beberapa paket tur yang ada, wisata cokelat terhitung paling banyak dipilih pengunjung. Kebanyakan dari mereka adalah pengunjungnya satu keluarga atau para siswa dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA.

"Ada juga yang mahasiswa. Tapi arahnya lebih ke penelitian atau akademis. Tidak jarang pengunjung mengambil semua paket. Dan pernah sekali waktu, pengunjungnya rombongan siswa dari Jawa yang jumlahnya 300 orang," pungkasnya.




(kws/kws)

Hide Ads