Efek Kebijakan WFH, PHRI: Okupansi Hotel di Bali Naik 5-10 Persen

Efek Kebijakan WFH, PHRI: Okupansi Hotel di Bali Naik 5-10 Persen

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 11 Mei 2022 17:45 WIB
Suasana Pantai Kuta, Badung, Bali yang mulai ramai wisatawan
Suasana Pantai Kuta, Badung, Bali yang mulai ramai wisatawan. (Foto : Poetri)
Badung -

Kebijakan Work from Home (WFH) yangditerapkan selama satu minggu dari pemerintah pusat diprediksi bakal menaikkan okupansi hotel di Bali.

Meski tidak terlalu besar dan signifikan, kebijakan WFH itu diperkirakan akan meningkatkan panjang masa inap di sejumlah hotel di Bali.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali,I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wirajaya memprediksi, dampak dari kebijakan itu, okupansi hotel di Bali meningkat antara 5-10 persen.

"Kami prediksi okupansi hotel meningkat 5-10 persen karena lama menginap juga tidak akan terlalu lama," ungkap pria yang juga menjabat sebagaiketua PHRI Badung ini.

ADVERTISEMENT

Ditambahkan, berdasarkan data PHRI Bali, adapun total kamar hotel di Bali saat ini, yakni mencapai 150 ribu kamar.

"Rata-rata okupansi hotel di Bali naik jadi 60 persenkalau dibandingkan dengan sebelum Idul Fitri, rata-rata hotel yang terisi hanya 30 persen," kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.

Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh dilonggarkannya aturan pembatasan kegiatan seiring dengan terkendalinya pandemi COVID-19.

Selain pelonggaran aturan, hal itu imbuh Suryawijaya juga dilihat dari kedatangan turis domestik di Bali dari semula 8 ribu orang naik menjadi 18 ribu orang via jalur udara.

Sementara dari jalur darat kedatangan turis lokal juga mencapai 18 ribu.

Adapun sebaran wisatawan domestik yang datang ke Bali selama libur lebaran 2022, yakni terbanyak di kawasan wisata Kuta dan Seminyak.




(dpra/dpra)

Hide Ads