Ada banyak pilihan warung rujak kuah pindang di Bali. Namun, di warung ini, para pecinta dan penikmat rujak akan merasakan sensasi lain.
Selain rasanya yang yummy dengan paduan manis, gurih dan segar, yang membedakan sekaligus menjadi kekhasan rujak kuah pindang di warung ini yakni kuahnya yang tidak beraroma amis.
Namanya Warung rujak Men Runtu. Berlokasi di Jalan Sekuta No 32C Sanur, Denpasar Selatan, Bali, warung ini menjadi warung favorit bagi pecinta rujak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola Men Runtu, Dayu Wisakha mengatakan, pihaknya sengaja menghadirkan menu tersebut agar menjadi sebuah ciri khas sehingga membedakannya dari tempat lain.
"Proses pembuatan kuah pindang pertama kami rebus ikan pindangnya selama 2-3 jam supaya tidak cepat basi. Kami juga ada resep khusus supaya kuah pindangnya nanti tidak amis, salah satunya pakai daun salam," kata Dayu WIsakha.
Kemudian setelah selesai direbus, kuahnya pun disaring kemudian didinginkan.
Proses inilah yang menjadikan aroma kuah pindang di Men Runtu menjadi tak begitu kuat dan amis.
"Respon pengunjung ada yang bilang aneh terus lama-lama ketagihan. Dan ada juga yang suka banget," ucap perempuan yang akrab disapa Gek Sakha ini.
Tak hanya menonjolkan keunikan rasa dari kuahnya, di tempat ini juga menghadirkan menu rujak yang terbilang sudah jarang ditemui di beberapa warung rujak di Bali, yakni rumput laut atau di Bali disebut dengan Bulung.
Di tempat ini, ada variasi atau pilihan jenis bulung (rumput laut). Yakni bulung putih, hijau dan Boni.
Menurut Gek Sakha, Bulung ini diperolehnya dari nelayan sehingga kualitasnya lebih terjamin dan fresh.
Bulung sendiri memiliki ciri khas, yakni aroma laut yang terbilang pekat sehingga bukanlah tipe makanan yang akan langsung disukai banyak orang.
Namun, kata Gek Sakha, pengolahan di tempatnya dapat mengurangi aroma khas Bulung.
"Untuk bulung putih dan hijau sebelumnya akan direbus selama beberapa menit supaya teksturnya lebih matang. Kalau bulung boni kebalikannya, bulung boni disini dipakai fresh atau mentah karena kalau direbus malah jadi mengkerut dan pecah," ungkapnya.
Setelah direbus bulung putih dan hijau akan diberikan parutan lengkuas, kelapa dan jeruk limau.
"Ini untuk menghilangkan bau amis dari bulung," tambahnya.
Kemudian barulah Bulung tersebut akan disajikan.
Salah satu menu yang menjadi best seller di tempat ini, yakni Rujak Bulung Campur Kuah Pindang.
Rujak ini memadukan rasa kenyal dari tiga jenis bulung kemudian disiram dengan kuah pindang yang memiliki rasa dan aroma unik serta tentunya rasa yang lezat.
Gek Sakha mengungkapkan, dalam seharinya sebanyak 200 porsi Rujak Bulung Campur Kuah Pindang laku terjual.
Peminat dari rujak ini pun terbilang beragam, mulai dari masyarakat sekitar dan wisatawan domestik yang sengaja datang karena penasaran dengan cita rasa rujak tersebut.
Men Runtu sendiri mulai buka di Jalan Sekuta No 32C Sanur, Bali pada Juni 2015.
Tempat ini menghadirkan kurang lebih 20an jenis rujak serta berbagai menu lainnya seperti Tipat Cantok, Plecing, berbagai macam minuman serta menu-menu yang terbilang pedas.
(dpra/dpra)