Cerita Anak Logam, Pejuang Receh Bertaruh Nyawa di Selat Bali

Cerita Anak Logam, Pejuang Receh Bertaruh Nyawa di Selat Bali

I Ketut Suardika - detikBali
Senin, 09 Mei 2022 03:15 WIB
Aktivitas anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali
Aktivitas anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali. (Foto : I Ketut Suardika)
Jembrana -

Atraksi anak logam menjadi salah satu hiburan mendebarkan sekaligus menantang bagi para penumpang kapal yang melintas di Selat Bali.

Anak logam adalah sebutan bagi mereka yang memburu uang logam yang di lempar ke laut oleh para penumpang kapal yang sedang melintas di Selat Bali.

Meski risiko bertaruh nyawa, sambil bertelanjang dada, mereka sengaja menceburkan diri dengan melompat dari atas dek kapal ke laut untuk mendapatkan uang logam atau koin yang dilempar penumpang

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat musim libur lebaran 2022, anak logam ini sangat banyak di Gilimanuk. Libur sekolah mereka manfaatkan untuk berburu koin dari para penumpang kapal.

Debi, salah satu anak logam saat ditemui detikbali mengaku, dari berburu koin, ia bisa membawa pulang Rp200 ribu per hari. Bahkan kata Debi, selain uang logam, ia juga sering mendapat uang kertas dari para penumpang kapal.

ADVERTISEMENT

"Bukan uang saja, kue-kue baang jak penumpang kapal (kue juga dikasi)," kata Debi anak logam ditemui di areal Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (8/5/2022).

Anak logam yang sering melakukan aksi lompat ke laut di Pelabuhan Gilimanuk, merupakan warga Kelurahan Gilimanuk.

Bahkan mereka ada yang mengaku sudah turun temurun menjalani pekerjaan berisiko ini. Mulai dari bapak hingga anaknya menjadi anak logam. "Saya yang penting tidak mencuri," ujar Debi.

Atraksi anak logam ini sempat terhenti saat sekitar 2 tahun karena pandemi Covid-19.

Mereka terpaksa berhenti karena jarang sekali ada penumpang kapal dalam jumlah banyak, sehingga tidak ada anak logam yang beraksi.

Selain pada musim mudik dan balik, ketika situasi normal anak logam banyak mendapat uang dari atraksi ini.

Setiap anak logam, memiliki cara tersendiri untuk menarik simpati para penumpang. Mulai dari melompat dengan cara salto dari atas kapal ke laut.

Kemudian ada juga yang bergelantungan di kapal sebelum melompat. Mereka juga tidak ingin memaksa penumpang untuk memberikan uang pada anak logam.

Menurutnya, memang ada risiko dari menjadi anak logam yang melompat ke laut dengan kedalaman sekitar 20 meter.

Mulai dari terseret arus atau terbentur kapal saat melompat. Namun, tidak sedikit anak logam yang membantu penumpang. Seperti saat ada tas penumpang jatuh ke laut, anak logam yang membantu mengambil.

Menjadi anak logam, merupakan profesi bagian anak logam. Setiap anak logam juga sudah mengetahui risikonya, salah satunya terseret baling-baling kapal yang bisa berisiko kematian.

"Harus hati-hati dan waspada juga. Pelajari arus air dan tanda-tanda kapal yang akan berangkat," ungkapnya.

Cerita anak logam lain, Yanto, menuturkan, warga Gilimanuk banyak mendapatkan penghasilan dari Pelabuhan Gilimanuk.

Beberapa anak menjadi anak logam untuk menambah penghasilan membantu orang tuanya. "Kalau rame rata rata per hari 200 ribu," ungkapnya.

Meski sering ditemui atraksi anak logam di kapal Pelabuhan Gilimanuk, mereka sering kucing-kucingan dengan petugas.

Ketika ada petugas, mereka lari menghindar. Ketika petugas tidak ada, mereka kembali beraksi lagi.




(dpra/dpra)

Hide Ads