Akar permasalahan harga daging ayam di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tak turun-turun selama beberapa bulan akhirnya terungkap. Beberapa faktor yang menyebabkan harga daging ayam di pasar tradisional tak kunjung normal, yaitu kebutuhan yang meningkat hingga pengurangan jumlah day old chicks (DOC) dari pusat.
Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Sri Wahyunida, harga daging ayam yang disurvei timnya mencapai Rp 40 ribu/kilogram (kg). Angka sudah meninggalkan harga normal daging ayam yang biasanya antara Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu/kg.
"Kenaikan ini sangat signifikan. Dari hasil koordinasi kami di lapangan, salah satu penyebabnya karena permintaan di lapangan (sedang) tinggi," kata Nida saat diwawancarai seusai rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Wali Kota Mataram, Rabu (3/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nida menuturkan hasil panen ayam siap potong juga menjadi salah satu penyebab, sedangkan kebutuhan atau permintaan sedang meningkat. Di sisi lain, pengurangan DOC dari pusat juga menjadi penyebab harga ayam di pasar tradisional Mataram terus meningkat. Bahkan, harga daging ayam di pengepul saat ini berkisar antara Rp 36 ribu hingga Rp 37 ribu per kg.
Tak cuma itu, meningkatnya kebutuhan daging ayam juga dipengaruhi karena kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Daging ayam menjadi salah satu protein wajib yang ada di setiap menu MBG.
"Kemarin ada beberapa dapur MBG (yang) meminta daftar harga di kami untuk acuan, itu menjadi bahan mereka. (Dan) saya tanya, bagaimana permintaan MBG (di) satu dapur itu (dalam) mengelola kebutuhan daging ayam. Satu dapur, sehari itu (membutuhkan) 380 kilogram, itu satu dapur," terang Nida.
"Kami tidak menyalahkan programnya, kami hanya mengantisipasi bagaimana ketersediaan pasokan dan mencari celah, bagaimana supaya pasokan kamiini (tetap) tersedia. Kalau satu dapur 380 kg, berarti per minggu bisa membutuhkan 1 ton 80 kg. Kita bayangkan sekarang dapur kita (yang) aktif di Mataram sekitar 35 (dapur)," sambung Nida.
Selain daging ayam, beberapa harga bapok juga mengalami peningkatan, seperti cabai merah besar, bawang merah hingga cabai rawit. Menurut Nida, cabai rawit dijual Rp 55 ribu/kg, bawang merah Rp 43 ribu/kg, cabai merah besar Rp 55 ribu/kg.
(Naiknya harga bapok ini terjadi) karena (faktor) cuaca. Jelang Nataru ini, kami perlu antisipasi harga ayam sama telur," jelas Nida.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Mataram, Lalu Alwan Basri, bakal memanggil TPID. Pemanggilan dilakukan guna mencari tahu akar permasalahan yang menyebabkan harga daging ayam tak kunjung turun sejak tiga bulan terakhir.
"Saya ingin (tahu) informasi yang sebenarnya terjadi di pasar (itu seperti apa sih). Nanti coba kami panggil teman-teman yang di bidang itu, termasuk Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan teman-teman TPID," kata Alwan, saat di kantornya, Selasa (25/11/2025).
"Saya ingin lihat (apa sih) faktor harga ayam nggak turun-turun supaya jelas apa langkah-langkah kita (ke depan)," sambung Alwan.
Alwan mengungkapkan harga daging ayam tak kunjung turun secara tidak langsung akan menimbulkan inflasi secara bulanan di Mataram. Oleh karena itu, ia ingin melihat pergerakan harga daging unggas tersebut.
(hsa/hsa)










































