Total siswa SMP Negeri 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dirawat akibat diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) ada 66 siswa. Hal itu diungkapkan Wali Kota Kupang, Christian Widodo.
"Di RSUD SK Lerik ada 18 anak yang dirawat. Saya sudah cek nadi mereka bagus dan mulai pulih. Mereka sementara lagi makan," kata Christian di sela-sela kunjungannya di RSUD SK Lerik, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: 18 Siswa SMPN 8 Kupang Keracunan MBG |
Christian mengungkapkan berdasarkan pemeriksaan awal dan keterangan dari siswa, gejala seperti buang air besar (BAB) berulang sudah dirasakan sejak malam sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka ini rata-rata dari malam, jadi BAB (mencretnya) itu terjadi dari semalam ada yang empat-lima kali. Kalau pengakuan anak-anak memang dari makan MBG kemarin," tambahnya.
Hingga saat ini, kata Christian, belum bisa dikategorikan sebagai keracunan MBG. Sebab, masih menunggu diagnosa dari dokter.
"Nanti diperiksa dulu baru bisa tahu apakah mereka keracunan atau apa. Untuk itu perlu dilakukan diagnosa dulu oleh dokter. Kami akan tunggu diagnosanya seperti apa, kami akan telusuri untuk tindaklanjuti soal ini," jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang pun tengah menyelidiki lebih lanjut kemungkinan penyebab gejala tersebut. Christian menyatakan pihaknya akan menelusuri apakah gangguan kesehatan itu berasal dari komponen tertentu dalam makanan MBG.
"Nanti kami akan telusuri kembali apa yang bikin mereka mencret. Apakah daging, nasi ataukah sayurnya. Kalau untuk biayanya itu nanti ditanggung dari rumah sakit, kalau belum ada biaya tidak usah pikir. Yang penting sekarang anak-anak itu tertangani dulu," pungkasnya.
BPOM Kupang Periksa Sampel MBG
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kupang akan memeriksa sampel MBG yang dikonsumsi dari para siswa SMPN 8 Kupang. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BBPOM di Kupang, Yoseph Nahak Klau.
"Kami akan lakukan pengecekan sampelnya. Kami belum bisa memvonis karena MBG," katanya.
Menurutnya, untuk sampel makanan akan diperiksa dan hasilnya dapat diketahui beberapa pekan ke depan. "Sampel itu bisa seminggu sampai dua minggu hasilnya bisa ada," katanya.
(nor/nor)