Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nusa Tenggara Barat (NTB), Amri Nuryadin, menyebut alih fungsi lahan menjadi biang kerok banjir di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Tiga warga ditemukan tewas dan lima orang lainnya masih dinyatakan hilang akibat banjir tersebut.
Menurut Amri, kerusakan hutan di Bima sangat parah. Ia mengatakan sekitar 167 ribu hektare hutan di Bima beralih fungsi menjadi kebun jagung.
"Dari 250 ribu hektare kawasan hutan di Bima, sekitar 75 persen atau 167 ribu hektare rusak," ujar Amri kepada detikBali, Rabu (5/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amri mengatakan alih fungsi lahan di kawasan bukit dan gunung di Bima menjadi kebun jagung merupakan biang kerok kerusakan hutan. Ia menilai tanaman jagung yang ditanam warga tak mampu menahan derasnya air saat musim hujan.
"Kami mendorong aparat penegak hukum menyelidiki kerusakan hutan di Bima sebagai sesuatu yang tidak wajar. Jika kondisi ini tetap dibiarkan maka setiap tahun Bima dilanda banjir," imbuh Amri.
Amri mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk menyetop penerbitan izin pembukaan lahan jagung di kawasan hutan di Kabupaten Bima. Ia juga meminta Pemprov NTB memperketat pembukaan lahan yang boleh ditanami jagung, baik di Kabupaten Bima maupun Dompu.
"Seharusnya Pemprov NTB melakukan evaluasi menyeluruh. Kami melihat, program produksi jagung dengan konsep pijar (sapi, jagung, dan rumput laut) segera dievaluasi," kata Amri.
"Kalau tidak ada pengawasan, kawasan hutan di sana malah semakin rusak," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi mengatakan sebanyak 204 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Bima. Menurutnya, ada sekitar 177 rumah hingga lahan pertanian dan tambak milik warga di daerah itu yang terendam banjir.
Berbeda dengan Amri, Ahmadi menilai banjir dan tanah longsor di Bima terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut. "Jadi air sungai di wilayah Nggembe meluap sehingga merendam wilayah permukiman warga dan lahan pertanian," ujarnya.
Sebelumnya, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, diterjang banjir susulan pada Selasa (4/2/2025) sore. Air yang meluap membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan, listrik padam dan jaringan internet terganggu.
Banjir susulan juga menyebabkan kerusakan lebih parah pada ruas jalan lintas Wera-Kota Bima di Desa Nanga Wera. Delapan orang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Wera. Tiga orang di antaranya ditemukan tewas dan lima korban lainnya masih dalam pencarian.
(iws/nor)